Tujuh tahun berselang sejak momen Asian Games 2018, Jonatan memutuskan untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya. Jonatan memilih untuk berjuang di jalur mandiri di luar Pelatnas Cipayung atau yang lebih sering disebut sebagai pemain profesional.
Dalam pengumuman keputusan Jonatan keluar Pelatnas Cipayung, nada bicara Jonatan tetap tenang. Sejak usia belasan, Jonatan memang piawai dalam hal berbicara di depan umum termasuk media.
Ketika usia belasan, pembicaraan berkisar tentang dirinya dan harapan-harapan besar dalam kariernya. Kini, Jonatan tetap berbicara dengan tenang dan intonasi jelas saat membicarakan mimpi-mimpi yang masih bergelora dalam dirinya, tetapi ada banyak ucapan dan cerita yang didasarkan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan menjadi pemain di jalur mandiri di luar Pelatnas Cipayung ini ibarat jalan tengah dari kemungkinan paling mengejutkan yang diambil Jonatan selepas Olimpiade Paris 2024 yaitu memilih pensiun dari dunia badminton.
Dengan statusnya kini sudah berkeluarga, Jonatan butuh waktu yang lebih fleksibel untuk menyusun program latihan. Hal itu bisa dilakukan bila ia menjadi pemain profesional di luar Pelatnas Cipayung dibanding harus meminta keringanan dan melanggar peraturan-peraturan yang sudah disepakati bersama dalam sesi latihan tunggal putra.
Meski tidak terucap secara langsung, keputusan Jonatan mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung juga bisa berarti memberi peluang lebih besar bagi pemain-pemain junior untuk tampil ke depan menggenggam tanggung jawab sekaligus beban dan juga menghadapi sorotan-sorotan tajam.
![]() |
Selama ada Jonatan di Pelatnas Cipayung, pemain-pemain junior tersebut tidak akan sepenuhnya terpapar tekanan dan beban. Jonatan bakal berdiri di depan mereka sebagai sosok yang lebih dulu bakal diserang dan mendapat sorotan.
Jonatan sudah menghabiskan 12 tahun di Pelatnas Cipayung untuk tumbuh dan berkembang. Mulai sebagai pemain muda yang dikelilingi harapan hingga akhirnya jadi pemain andalan yang dikerubungi pujian sekaligus hujatan.
Dengan mengambil keputusan berlatih dan membiayai segala sesuatunya dari kantong pribadi, Jonatan seperti ingin menumbuhkan motivasi baru dalam dirinya. Bila tetap di Pelatnas Cipayung, Jonatan memang masih ada di zona aman dan nyaman, tetap jadi pemain nomor satu Indonesia meskipun ia terkadang terkena kejutan dan kalah di babak awal
Setelah keluar dari Pelatnas Cipayung, Jonatan kini tentu harus berhitung soal pengeluaran dan pendapatan, tak lagi seperti saat ia berlatih di Cipayung. Ada motivasi dalam dirinya untuk unjuk gigi dan membuktikan diri, dengan metode baru berlatih di luar yang secara psikologis membuatnya lebih nyaman karena punya lebih banyak waktu untuk keluarga.
Dengan cara-cara baru, bisa saja Jonatan mengumpulkan kepingan-kepingan yang selama ini belum didapatkannya termasuk medali Kejuaraan Dunia atau bahkan dalam rentang yang lebih panjang yaitu medali Olimpiade. Jalan menuju ke sana memang berat, tetapi ada satu modal yang sudah ia miliki, yaitu keyakinan bahwa motivasinya masih tinggi.
Januari 2013, Jonatan resmi masuk jadi bagian dari Pelatnas Cipayung. Ia datang sebagai pemain muda berusia belasan dengan wajah berseri-seri penuh harapan.
Mei 2025, Jonatan resmi keluar dari Pelatnas Cipayung. Ia pergi dengan punggung yang seolah bisa bercerita bahwa dirinya telah berusaha melakukan banyak hal untuk mengharumkan Indonesia.