"Saya tidak punya apa pun yang harus dibuktikan kepada para suporter, jadi saat ini saya hanya punya sedikit keyakinan."
"Tapi, mari kita lihat nanti. Saya selalu terbuka dengan segala kemungkinan. Jika dewan direksi dan fans merasa saya bukan sosok pelatih yang tepat, saya akan pergi tanpa membicarakan kompensasi. Tetapi saya tidak akan mundur," kata Amorim sebagaimana dilansir ESPN.
Di awal kedatangan, kehadiran Amorim di saat musim berjalan dianggap sebagai hal yang bagus. Musim 2024/2025 dinilai bisa jadi musim adaptasi bagi Amorim sebelum menghadirkan formula yang matang di musim 2025/2026.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun kegagalan meraih juara, bahkan dengan torehan buruk yang melampaui bayangan terburuk suporter Manchester United, membuat posisi Amorim bisa saja tidak sepenuhnya aman.
Amorim memang punya keyakinan kuat terhadap pola tiga bek sejajar. Sedangkan MU sebelumnya bermain dengan pola empat bek sejajar.
Amorim tidak bisa mengubah skuad yang ada di MU saat ini untuk terbiasa bermain dengan pola tiga bek sejajar. Pola tiga bek sejajar yang berjalan lancar di Sporting tidak berjalan baik di 'Setan Merah'.
Untuk mempertahankan Amorim, MU harus merekrut pemain-pemain yang dinilai Amorim sesuai dengan karakter formasi yang diinginkan karena skuad saat ini terbukti tidak berjalan dengan baik. Tanpa perubahan besar-besaran dari skuad, sulit bagi Amorim untuk diharapkan bisa mengukir prestasi musim depan.
Pilihan untuk mengganti pelatih pun bisa diambil namun dengan segera di saat jeda kompetisi. Pasalnya bila MU masih ragu dengan masa depan Amorim dan memberikan tenggat waktu hingga akhir tahun, bisa jadi bakal ada musim yang kembali terbuang.
Satu hal yang pasti, Amorim dan MU sepertinya telah salah mengambil keputusan dengan mengikat kontrak saat musim berjalan. Amorim tak punya banyak waktu persiapan sehingga keyakinan yang sempat mengelilingi dirinya menjadi kecaman hingga kritikan ketika musim berakhir.