Luis Enrique akan menggunakan formasi andalannya 4-3-3. Dalam formasi ini, peran penyerang sayap yaitu Ousmane Dembele, Khvicha Kvaratskhelia dan Desire Doue akan sangat krusial.
Dengan Dembele diplot sebagai penyerang tengah, otomatis Enrique memperagakan False Nine. Tiga pemain yang diplot sebagai pemain depan akan bergantian bergerak tanpa ada rumusan pasti siapa pemain yang menunggu di kotak penalti.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecepatan pemain-pemain PSG ini yang wajib diantisipasi oleh lini belakang Inter. Simone Inzaghi bakal mengenakan formasi 3-5-2 yang mengandalkan tiga bek sejajar dan dua wing back.
Dua wing back yaitu Dumfries dan Federico Dimarco bisa jadi penghalang pertama gerakan-gerakan penyerang sayap PSG di sisi lapangan.
Vitinha, Fabian Ruiz, dan Joao Neves akan bertugas untuk menjaga keseimbangan lini tengah. Mereka akan beradu dengan lini tengah Inter yang dimotori Barella, Calhanoglu, dan Mkhitaryan.
Pertarungan di lini tengah ini yang bakal memegang kunci. Duel di lini tengah diyakini bakal berlangsung ketat dan sengit mengingat para pemain dari kedua tim punya kualitas yang tinggi sebagai sebuah sistem lini tengah masing-masing tim.
Sedangkan di lini depan Inter, Lautaro Martinez jelas jadi andalan utama. Marcus Thuram yang juga punya pengalaman main di Ligue 1 bisa jadi kunci untuk memecah ketangguhan lini belakang PSG yang dikomandoi oleh Marquinhos.
![]() |
Secara keseluruhan, bila Dumfries dan Dimarco disibukkan untuk bertahan karena mewaspadai ancaman Dembele dan kawan-kawan, otomatis pasokan bola untuk Lautaro dan Thuram menjadi berkurang. Pasalnya, serangan Inter juga kerap kali dibangun dari sisi lapangan lewat pergerakan dua wing back tersebut.
Pada akhirnya, Donnarumma dan Sommer yang mungkin bisa jadi pembeda di laga ini. Kedua kiper seringkali melakukan penyelamatan luar biasa dan beberapa kali jadi kunci kemenangan masing-masing dalam perjalanan Liga Champions musim ini.
PSG dan Inter masuk kategori tim menengah alias semenjana di awal namun kini punya peluang jadi Raja Eropa. Kedua tim bakal mati-matian memburu gelar juara karena mereka tentu berpikir kesempatan yang serupa belum tentu bakal datang di tahun berikutnya.
Kemenangan dengan skor tipis atau bahkan adu penalti bisa jadi penghias papan skor di akhir laga ini.
(har)