Analisis bahwa Timnas Indonesia ber-DNA Belanda tak bisa dibantah. Saat ini mayoritas staf pelatih diisi pakar-pakar dari Belanda dan sebagian pemain punya akar sepak bola Holland.
Ini bukan soal naturalisasi. Hal ini tak perlu diperdebatkan lagi. Sebaliknya ini soal gaya bermain yang akan dibangun. Patrick Kluivert tampak masih abu-abu menanamkan filosofinya.
Pada era pelatih sebelumnya, yang jadi fondasi utama adalah fisik. Ketahanan fisik. Semua harus berlari, mengejar bola, pantang menyerah dalam satu kesatuan unit, baik saat menyerang atau bertahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu senjata utama Indonesia sebelum kedatangan Kluivert adalah serangan balik. Setelah Kluivert tiba, formasi utama belum solid dan pola main tak terasa matang.
Kini, setelah empat laga berujung dua kemenangan dan kekalahan, saatnya bagi Kluivert merekonstruksi ulang sistem permainan. Dan, pria 48 tahun ini punya waktu empat bulan.
Sekilas, pusat gravitasi permainan ala Kluivert adalah gelandang bertahan dan menyerang. Roh permainan Indonesia ada pada intelektualitas Thom Haye dan Joey Pelupessy.
Saat Haye mati gaya, seperti saat melawan Jepang dan Australia, Indonesia selesai. Apalagi ketika Joey tak dipasang, stabilitas di jantung pertahanan jadi melemah.
Kabar baiknya, rata-rata pemain Indonesia dalam mode rehat setelah semusim menjalani jadwal pertandingan yang padat bersama klub dan terbang di kalender internasional.
Setelah menang 1-0 atas China, di mana semua pemain bekerja keras merubuhkan tembok besar Tiongkok, yang artinya meraih tiket ke ronde keempat, otot-otot pemain seperti rehat.
Adapun pada Oktober 2025 nanti, mesin tempur pemain akan kembali pada titik normal atau bahkan sedang panas-panasnya. Pasalnya mayoritas kompetisi sudah bergulir pada Agustus.
Pemain akan datang ke pemusatan latihan Timnas untuk pertandingan fase keempat kualifikasi dalam mode bugar. Ini bisa jadi senjata bagi Kluivert merekonstruksi gaya mainnya.
Gaya tempur Majapahit yang dibangun Raden Wijaya dan dikembangkan Mahapatih Gajahmada adalah cerdik, cerdas, dan penuh kejutan. Ini pula yang perlu ditanam Kluivert.
Melawan tim-tim Timur Tengah, Timnas Indonesia butuh mental baja. Kisah jaya Majapahit layak dipropagandakan. Ya, sekali lagi, untuk terbang tinggi Garuda butuh lebih dari sekadar DNA Belanda.