ANALISIS

Indonesia Hanya Berjarak 180 Menit dengan Piala Dunia 2026

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Selasa, 24 Jun 2025 08:40 WIB
Timnas Indonesia makin dekat dengan Piala Dunia 2026 karena 'cuma berjarak' 180 menit atau dua pertandingan pada ronde empat kualifikasi.
Foto: REUTERS/Issei Kato

Sekecil apapun, peluang tetaplah peluang. Ini yang harus diperjuangkan oleh Timnas Indonesia jika ingin menapak Piala Dunia.

Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, mengemban tanggung jawab besar sekaligus ekspektasi tinggi dari suporter tim Garuda. Sebab mimpi menuju pesta bola dunia belum pupus setelah memastikan tiket putaran keempat.

Timnas Indonesia sudah kadung melangkah jauh. Berkesempatan cukup besar untuk lolos ke Piala Dunia juga tak datang setiap waktu. Ini adalah momen yang tepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk itu, Kluivert perlu membentuk tim yang lebih kuat untuk memperjuangkan kesempatan lolos ke Piala Dunia. Perlahan formula racikannya kian tersingkap. Pakem strategi juru taktik asal Belanda itu mulai menghadirkan titik terang.

Empat kali main, dua kali menang, dan dua kali kalah. Rapor warna-warni itu kiranya jadi titik terang yang dimaksud, meski ada noda yang perlu dibersihkan.

Kluivert mau berkompromi untuk meninggalkan prinsip empat bek yang jadi andalannya. Legenda Ajax Amsterdam dan Barcelona itu mendengar sekaligus menerapkan saran dari para asisten guna menggali kebutuhan serta kemampuan pemain yang ada.

Dalam laga pertama Kluivert jadi nakhoda, sang pelatih masih coba-coba dalam memilih pemain sekaligus menentukan strategi. Hasilnya Indonesia babak belur 1-5 lawan Australia.

Kluivert lantas melakukan evaluasi besar-besaran terutama di lini belakang. Trio Rizky Ridho-Jay Idzes-Justin Hubner berhasil solid lawan Bahrain. Lalu pasangan Joey Pelupessy-Thom Haye di lini tengah jadi duet brilian. Klinisnya penyelesaian Ole Romeny menjadikan kemenangan 1-0 atas Bahrain begitu berharga.

Formasi lawan Bahrain pada Maret lalu menjelma jadi winning team yang dimiliki Indonesia. Susunan lini belakang dan lini tengah tak berubah pada dua laga berikutnya kontra China dan Jepang.

Formula serupa membuahkan poin maksimal lawan China dengan 1-0. Namun siasat ini tak mempan lawan Jepang. Separuh lusin gol bersarang di gawang Emil Audero Mulyadi.

Pengamat sepak bola nasional, Supriyono Prima menyebut Kluivert harus mempertahankan starting eleven seperti lawan Bahrain dan China. Menurutnya, itu adalah pola terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.

Di sisi lain, ia memandang Timnas Indonesia masih butuh perbaikan. Lini tengah dan lini depan jadi titik yang perlu dipoles untuk melawan tim-tim Timur Tengah.

"Kita memang punya Thom Haye dengan julukan profesor itu. Tapi Timnas butuh sosok lain yang seimbang dengannya. Selain itu, Timnas perlu pemain nomor sembilan sejati. Ole Romeny bagus, tapi akan lebih maksimal jika mundur sedikit sebagai nomor 10 atau bergeser jadi winger kiri," kata Supriyono kepada CNNIndonesia.com, Senin (23/6).

Ihwal Thom Haye, bukan tanpa alasan Timnas Indonesia butuh suksesor mengingat usia yang sudah menapak kepala tiga.

Sedangkan di lini depan, Indonesia butuh orang yang bisa menambah daya gedor klinis dengan harapan pundi-pundi gol bisa lebih banyak tercipta. Ini karena dua kemenangan terakhir diraih dengan skor tipis.

Timnas Indonesia punya waktu kurang lebih tiga bulan untuk berbenah. Dua laga FIFA Matchday pada September 2025 bisa jadi laboratorium untuk mencoba hal baru atau memperkuat aspek yang sudah padu.

Besar harapan, hasil terbaik akan diraih Timnas Indonesia dalam titian menuju Piala Dunia 2026.



(sry)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER