Jakarta, CNN Indonesia --
Di atas kertas, Timnas Putri Indonesia unggul segalanya atas Pakistan, karena itu laga kedua Kualifikasi Piala Asia 2026 ini bisa jadi sarana pematangan.
Indonesia akan bentrok dengan Pakistan dalam laga Grup D di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, Rabu (2/7). Tim asuhan Satoru Mochizuki ini berpeluang kembali meraih kemenangan.
Sebelumnya Garuda Pertiwi, julukan Timnas Putri Indonesia, menang 1-0 atas Kirgistan, Minggu (29/6). Pada hari yang sama Pakistan dibantai Taiwan dengan skor telak 0-8.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengacu laga tersebut, Safira Ika dan kawan-kawan berpotensi meraih kemenangan kedua. Itu akan terjadi jika Safira Ika dan kawan-kawan tampil lebih tenang dan matang.
Saat melawan Kirgistan, Indonesia cukup menguasai jalannya laga. Namun serangan yang dibangun selalu bisa dipatahkan karena kurang tenang saat berada sepertiga teritorial lawan.
Menghadapi lawan yang secara kualitas paling buncit dalam persaingan Grup D, sepantasnya permainan Indonesia meningkat. Bisa dibilang ini menjadi modal untuk melawan Taiwan.
Lini pertahanan setidaknya butuh sarana penguat. Utamanya dalam antisipasi serangan balik. Pasalnya Pakistan bermain menunggu sambil mencari momentum serangan balik.
Sekilas, berkaca dari laga melawan Kirgistan, barisan pertahanan Indonesia masih panik saat serangan cepat lawan datang. Jika tidak diantisipasi, ini bisa menjadi titik lemah.
Zahra Muzdalifah yang sebelumnya dimainkan sebagai bek kiri, bisa dikembalikan ke posisi aslinya sebagai winger. Pemain yang sempat berkiprah di Jepang ini butuh sarana pembangkit.
Kedigdayaan lini depan juga perlu sarana penajam. Claudia Scheunemann dan Sheva Imut, yang jadi andalan saat melawan Kirgistan, tampak belum menyatu dengan barisan tengah.
Jika chemistry semakin baik, tidak menutup kemungkinan banyak gol tercipta. Dalam persaingan babak grup begini, banyak gol memang penting, tapi bukan hal krusial.
Baca kelanjutan berita ini di halaman berikutnya>>>
Satoru Mochizuki belum mengeluarkan kemampuan terbaik Timnas Putri Indonesia. Begitu analisis awal yang muncul dari laga pertama Kualifikasi Piala Asia 2026.
Pelatih asal Jepang ini seperti sengaja menyimpan tenaga dan strategi. Ini sebagai olah taktik sebelum laga melawan Taiwan pada laga terakhir, Sabtu (5/7) nanti.
Pemain seperti Helsya Maeisyaroh yang berkiprah di Jepang baru tampil sebentar saat melawan Kirgistan. Begitu juga dengan pemain seperti Sydney Sari Hopper dan Estella Loupattij.
Karenanya pula ada potensi pemain yang belum dimaksimalkan tenaganya akan dimainkan. Selain untuk mengasah menit bermainnya, juga untuk menjaga ketahanan fisik pemain.
Beberapa pemain juga belum menjalani debut. Belum semua pemain diaspora hasil naturalisasi dapat menit main. Bisa dibilang, ini adalah momentum pemain-pemain itu dapat kesempatan.
Satu yang pasti, Indonesia butuh kemenangan. Jangan sampai imbang, apalagi kalah. Satu kekalahan atau imbang bisa memupus mimpi tampil di Piala Asia 2026.
Pasalnya hanya satu perwakilan Grup D yang akan lolos ke putaran final Piala Asia Wanita 2026. Hanya juara grup yang akan menyusul China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia ke Piala Asia 2026.
Mentalitas Garuda Pertiwi juga perlu peningkatan. Sebab, main di kandang dengan ribuan penonton hadir langsung, bisa membuat pemain termotivasi atau sekadar unjuk diri.
Ini bisa berbahaya. Apalagi Mochizuki bukan tipikal pelatih yang suka teriak-teriak di pinggir lapangan, mengingatkan pemainnya. Ia lebih banyak diam dan mengamati.
Ada potensi kebablasan. Saat pemain lebih ingin menunjukkan teknik individu ketimbang kolektivitas, karena ada tepuk tangan suporter yang menyambut, visi permainan bisa berantakan.
Karenanya laga Timnas Putri Indonesia versus Pakistan selayaknya jadi momentum meningkatkan skema permainan. Selain menang, kolektivitas lebih penting dari sekadar gol.
[Gambas:Video CNN]