Bek Timnas Indonesia, Justin Hubner, mengaku kesulitan untuk bisa bermain di Premier League ketika masih memperkuat Wolverhampton Wanderers.
Setelah memperkuat tim junior Wolverhampton Wanderers sepanjang 2020-2025, terakhir Wolves U-21, Hubner memutuskan untuk meninggalkan Inggris dan bergabung dengan Fortuna Sittard.
Hubner mengaku banyak berkembang selama bermain untuk Wolves. Namun, bek 21 tahun itu gagal menembus tim utama Wolves untuk bermain di Premier League. Hubner sempat masuk skuad utama Wolves ketika melawan Arsenal, Desember 2023, namun tidak dimainkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bergabung dengan Wolves di usia muda, saya berkembang dengan baik di sana. Saya menjadi pemain yang bagus di sana. Saya akhirnya dipinjamkan ke Jepang, lalu kembali ke Wolves," ujar Hubner kepada ESPN NL.
Hubner kemudian mengungkap alasannya gagal menembus tim utama Wolves dan bermain di Premier League. Pemain yang sempat dipinjamkan ke Cerezo Osaka itu menyebut klub-klub Premier League hanya mau memainkan pemain yang sudah memiliki pengalaman.
"Sangat sulit untuk bisa melakukan debut di sepak bola Inggris. Itu biasanya baru terjadi di usia selanjutnya. Mereka ingin Anda memiliki pengalaman lebih dulu, kalau tidak, mereka akan merekrut pemain seharga 30, 40 juta euro, jadi kesempatan itu sulit didapat," ucap Hubner.
Bergabung dengan Fortuna Sittard, Hubner akan menjalani musim debutnya di kasta tertinggi liga di Eropa. Hubner siap membuktikan dirinya layak menjadi pemain andalan di Sittard.
"Di Indonesia mungkin saya bisa jadi pemain berarti, tapi sekarang saya harus membuktikan kemampuan saya di Belanda dan Eropa, bahwa saya bisa menjadi pemain hebat di sini. Saya rasa orang-orang di stadion ini mungkin mereka tidak tahu siapa Justin Hubner, tapi mereka akan segera tahu. Saya harus percaya diri," kata Hubner.
ESPN NL kemudian menyoroti ketenaran Justin Hubner di media sosial. Hubner memiliki lebih dari 3,8 juta followers di Instagram. Tapi, Hubner mengatakan ketenarannya di media sosial tidak akan membantu di lapangan.
"Ya, tapi sayangnya follower saya tidak bisa membantu saya [di lapangan]. Memiliki banyak follower itu bagus, tentu saja, tapi begitu Anda masuk lapangan, follower itu tidak bisa membantu di pertandingan. Setelah itu saya hanya perlu menunjukkan kemampuan," ucap Hubner.
(har)