2. Kekuatan Chimaev di Kelas Light Heavyweight
Saat berlaga di kelas welter dan menengah, Chimaev punya kemampuan melakukan take down dengan baik. Namun bila ia naik ke kelas light heavyweight, Chimaev bakal mendapatkan tantangan lebih besar.
Ia harus menaikkan bobot tubuh dan juga massa otot. Ada perbedaan hampir 10kg antara batas bobot tubuh kelas menengah dan kelas light heavyweight.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belum lagi berbicara bobot tubuh para penantang nantinya bakal lebih berat setelah timbang badan selesai dan di hari H pertandingan. Chimaev harus bisa menjaga massa otot dan meningkatkan kekuatan sehingga ia punya power untuk melakukan take down dan mendominasi pertarungan seperti yang pernah ia lakukan di kelas welter dan kelas menengah.
Tanpa hal itu, Chimaev bakal kalah power dengan petarung-petarung di kelas light heavyweight. Israel Adesanya bisa jadi contoh yang tepat karena ia begitu dominan di kelas menengah tetapi kalah di kelas light heavyweight.
3. Jadwal UFC
Mimpi seorang petarung untuk jadi juara dunia di kelas berbeda juga bergantung pada kemurahan hati UFC dan Dana White dalam menyusun jadwal.
Dengan usia sudah 31 tahun, Chimaev jelas butuh jalur ekspress untuk bisa langsung mendapatkan duel-duel perebutan gelar juara dunia.
Chimaev jelas tidak bisa merintis dari bawah dan menghabiskan 4-5 pertarungan hingga dapat duel perebutan gelar. Chimaev tentu berharap bisa langsung mendapatkan duel perebutan gelar seperti Ilia Topuria atau paling tidak hanya butuh 1-2 laga untuk merebut gelar juara dunia.
![]() |
4. Kesehatan Khamzat Chimaev
Khamzat Chimaev punya kendala terbesar soal kesehatan. Sejak terkena covid, Chimaev mengalami kendala tersebut dan sempat gagal menjalani pertandingan.
Karena itu tiap Chimaev bertanding, salah satu hal yang mendebarkan adalah faktor kesenatan Chimaev yang bisa saja membuat laga gagal.
Untuk bisa merebut gelar juara dunia di tiga kelas berbeda, Chimaev jelas butuh dukungan faktor kesehatan yang mumpuni.
(ptr)