ANALISIS

Haye dan Diaspora Pulang Kampung, Bikin Untung apa Buntung?

Abdul Susila | CNN Indonesia
Minggu, 31 Agu 2025 20:22 WIB
Pesepakbola diaspora Indonesia mulai pulang kampung. Ini bikin untung atau buntung?
Super League jadi wajah baru kompetisi sepak bola Indonesia. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Pasca Tragedi Kanjuruhan yang memilukan, dengan ratusan orang meninggal dunia, sepak bola Indonesia belum sepenuhnya pulih. Kerusakan masih menganga di mana-mana.

Kendati demikian, perbaikan terjadi di banyak sektor. Klub tradisional, yang dikelola dengan serampangan, memang masih ada, tetapi jumlahnya kian sedikit dan niscaya akan tergerus.

Membasmi klub-klub ortodoks yang menempelkan profesionalitas di atas bibir, kiranya mustahil di Indonesia. Akan selalu ada klub dan tokoh yang menunggang di atas sepak bola.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, pebisnis muda yang serius membangun sepak bola atas nama cinta, bisnis, dan kebanggaan, makin hidup juga. Mereka muak dengan sistem tua sepak bola Indonesia yang kolot.

Mendatangkan pemain dengan level tinggi ke tengah kompetisi, adalah jalan ninja untuk mengangkat harkat sepak bola Indonesia. Utamanya bagi Persib Bandung, ini sangat krusial.

Sejak musim lalu Persib adalah duta Indonesia di pentas Asia. Jika musim lalu jadi kerupuk dalam ajang kontinental kendati back to back champions, musim ini jangan sampai terjadi.

Persib kiranya bisa melaju hingga semifinal Liga Champions Asia Two 2025/2026 untuk menaikkan koefisiensi Super League di strata kompetisi AFC. Di sini peran Thom Haye jadi kunci.

Usia Haye belum terlalu tua. Masih 30. Mungkin saja era keemasannya sudah lewat, tetapi performanya sama sekali tidak menurun. Musim lalu misalnya, Haye tampil 29 kali di Eredivisie.

Dibanding Jens Raven dan Rafael Struick, juga Jordi Amat, menit main Haye paling tinggi. Rekam jejak cedera Haye juga bersih sehingga pulang kampung bukan pelarian.

Ya, Haye datang ke Indonesia bukan karena tak laku atau tak dibutuhkan lagi di Eredivisie atau Eropa sana. Haye datang ke Indonesia dengan potensi terbaik yang masih dimiliki.

Mungkin, akan terlalu berlebihan untuk mengatakan Haye jadi tonggak naik kelas Liga Indonesia, tetapi jalannya bisa dimulai dari musim ini. Level pemain Liga Indonesia harus naik kelas.

Contoh, jika sebelumnya pemain Serie C dan B Brasil mendominasi wajah sepak bola Indonesia, berikutnya kudu naik hanya dari Serie B dan A. Misal lainnya, pernah main di pentas kontinental.

Ya, Haye kiranya menjadi titik tolok bahwa sudah saatnya pemain 'cerdas' yang berkualitas main di sepak bola Indonesia. Diaspora pulang kampung jadi isyarat untuk melambung.

(nva)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER