Selama 2025 Lebanon telah melakoni lima pertandingan. Hasilnya tiga kali menang dan sekali imbang serta kalah. Salah satu tim yang ditumbangkan Lebanon adalah Qatar.
Dari lima laga tersebut, gawang Lebanon hanya sekali kebobolan. Adalah Oman satu-satunya tim yang bisa membobol gawang mereka. Ini pertanda bahwa pertahanan Lebanon solid.
Ini sekaligus jadi tanda bahwa lini depan tim Merah Putih akan diuji. Lantas siapa yang akan ditunjuk Patrick Kluivert menjadi ujung tombak? Pilihannya kini semakin banyak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memang hanya Ramadhan Sananta satu-satunya pemain nomor sembilan atau striker murni, tetapi Eliano Reijnders, Miliano Jonathans, juga Ragnar Oratmangoen bisa jadi pilihan.
Eliano yang direposisi sebagai striker dari posisi utamanya sebagai winger atau full back, tampil menjanjikan saat melawan Taiwan. Pilihan bisa kembali diberikan kepadanya.
Miliano juga tak kalah menjanjikan. Pemain yang baru dinaturalisasi ini tampak punya sentuhan mematikan saat berada di kotak penalti. Ia hanya butuh waktu untuk menjalin chemistry.
Esensi uji coba sebagai sarana menguji peran seseorang bisa benar-benar dipakai Kluivert saat jumpa Lebanon. Mencari Ole Romeny baru bisa diuji dalam laga persahabatan ini.
![]() |
Apakah nantinya memakai skema dasar 4-4-2, 4-3-3, atau 3-5-2, bukan perkara. Yang utama adalah sistem permainan saat bertahan menyerang. Bagaimana memaksimalkan peluang.
Pertandingan ini, niscaya akan diintip Irak dan Arab Saudi. Kinerja dan cara pemain Indonesia menjalankan strategi akan jadi acuan. Ini sekaligus pesan atau psywar kepada Irak dan Arab.
Setelah laga ini, tak ada lagi ruang uji kompetensi. Pada Oktober nanti Jay Idzes dan kawan-kawan akan langsung berperang. Cukup tak cukup waktu, duel di Arab Saudi akan terjadi.
Kuwait, dengan segala intriknya memang batal bertanding di Indonesia. Karenanya duel Indonesia versus Lebanon jadi pesan terbuka untuk Irak dan Arab Saudi: hati-hati. Jangan bermain api.
(ptr)