Jakarta, CNN Indonesia --
Hasil impresif Timnas Indonesia atas Taiwan akan diuji Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin (8/9. Ini saatnya Patrick Kluivert menunjukkan tuah racikan strateginya.
Saat melawan Taiwan, komposisi terbaik Timnas Indonesia belum ditampilkan. Pemain seperti Jay Idzes, Justin Hubner, Calvin Verdonk, Joey Pelupessy, dan Kevin Diks belum main.
Thom Haye dan dua pemain naturalisasi baru, Mauro Zijlstra dan Miliano Jonathans, juga baru main di babak kedua. Marselino Ferdinan pun belum dalam bentuk permainan terbaiknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemenangan atas Taiwan pun terasa biasa saja. Tidak istimewa. Tim yang datang sebagai pengganti Kuwait ini secara level memang di bawah tim Merah Putih di semua aspek.
Ini berbeda dengan Lebanon. Dalam ranking FIFA, Lebanon ada di atas Indonesia. Mereka bertengger di urutan ke-112, sedangkan Indonesia berada posisi ke-118.
Sekilas, level Indonesia dan Lebanon setara. Karena itu pula Kluivert pantas menatap laga ini dengan lebih serius. Pendekatan permainan yang disajikan juga layak lebih progresif.
Sistem dominasi penguasaan bola yang diinginkan Kluivert, seperti saat melawan Australia dalam debutnya, mulai tergambar ketika menghadapi Taiwan, kendati kualitas lawan tak sama.
Cara Garuda membobol gawang juga kian variatif. Absennya Ole Romeny membuka peluang pemain lainnya unjuk gigi. Beberapa skema mencetak gol berhasil dikreasikan.
Nathan Tjoe-A-On yang tampil sebagai metronom permainan, juga tampil lugas. Ia berada di mana-mana, berlari ke semua penjuru, dan jeli mendistribusikan arahan serangan yang dibangun.
Oleh sebab itu, performa Nathan ini layak dikolaborasikan dengan Haye dan Joey. Kinerja ketiganya dalam satu kesatuan tim, untuk mengadang Irak dan Arab Saudi pada Oktober nanti, pantas diuji.
Setelah melawan Taiwan, Kluivert mengatakan, bakal menerapkan formasi 4-4-2. Ini formula idaman Kluivert sebagai kunci sukses. Karenanya tesis Kluivert ini harus diuji secara terbuka.
Baca lanjutan berita ini di halaman berikut >>>
Selama 2025 Lebanon telah melakoni lima pertandingan. Hasilnya tiga kali menang dan sekali imbang serta kalah. Salah satu tim yang ditumbangkan Lebanon adalah Qatar.
Dari lima laga tersebut, gawang Lebanon hanya sekali kebobolan. Adalah Oman satu-satunya tim yang bisa membobol gawang mereka. Ini pertanda bahwa pertahanan Lebanon solid.
Ini sekaligus jadi tanda bahwa lini depan tim Merah Putih akan diuji. Lantas siapa yang akan ditunjuk Patrick Kluivert menjadi ujung tombak? Pilihannya kini semakin banyak.
Memang hanya Ramadhan Sananta satu-satunya pemain nomor sembilan atau striker murni, tetapi Eliano Reijnders, Miliano Jonathans, juga Ragnar Oratmangoen bisa jadi pilihan.
Eliano yang direposisi sebagai striker dari posisi utamanya sebagai winger atau full back, tampil menjanjikan saat melawan Taiwan. Pilihan bisa kembali diberikan kepadanya.
Miliano juga tak kalah menjanjikan. Pemain yang baru dinaturalisasi ini tampak punya sentuhan mematikan saat berada di kotak penalti. Ia hanya butuh waktu untuk menjalin chemistry.
Esensi uji coba sebagai sarana menguji peran seseorang bisa benar-benar dipakai Kluivert saat jumpa Lebanon. Mencari Ole Romeny baru bisa diuji dalam laga persahabatan ini.
 Laga lawan Lebanon jadi kesempatan terakhir bagi Patrick Kluivert untuk menguji formula yang ia racik. (CNNIndonesia.com/Adi Maulana Ibrahim) |
Apakah nantinya memakai skema dasar 4-4-2, 4-3-3, atau 3-5-2, bukan perkara. Yang utama adalah sistem permainan saat bertahan menyerang. Bagaimana memaksimalkan peluang.
Pertandingan ini, niscaya akan diintip Irak dan Arab Saudi. Kinerja dan cara pemain Indonesia menjalankan strategi akan jadi acuan. Ini sekaligus pesan atau psywar kepada Irak dan Arab.
Setelah laga ini, tak ada lagi ruang uji kompetensi. Pada Oktober nanti Jay Idzes dan kawan-kawan akan langsung berperang. Cukup tak cukup waktu, duel di Arab Saudi akan terjadi.
Kuwait, dengan segala intriknya memang batal bertanding di Indonesia. Karenanya duel Indonesia versus Lebanon jadi pesan terbuka untuk Irak dan Arab Saudi: hati-hati. Jangan bermain api.
[Gambas:Video CNN]