ANALISIS

Agony of Doha Ubah Jepang, Bisakah Diulang Indonesia?

Muhammad Ikhwanuddin | CNN Indonesia
Minggu, 12 Okt 2025 20:30 WIB
Kegagalan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 dikait-kaitkan dengan cerita miris saat Jepang nyaris lolos ke Piala Dunia 1994.
Kevin Diks saat merayakan gol di Kualifikasi Piala Dunia 2026. (Arsip PSSI)

"Why do we fall, Bruce? So we can learn to pick ourselves up."

Kalimat itu terucap dari lisan Alfred Pennyworth, untuk menyemangati Bruce Wayne dalam film Batman Begins (2005).

Begitupun dengan film legendaris Prancis berjudul 'La Haine' (1995). Kalimat 'L'importance c'est pas la chute, c'est l'aterissage' atau yang berarti 'Yang paling penting bukan cara terjatuh, tapi caranya mendarat' diucapkan berulang-ulang di awal film.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Metafora dalam film itu disimpulkan banyak kritikus film sebagai kiasan bagi tiga tokoh yakni Vinz, Said, dan Hubert yang menghadapi kerasnya kehidupan.

"Mereka boleh kalah dalam satu pertarungan, tapi tak boleh tumbang dalam peperangan'," kiranya demikian pendapat para kritikus.

Dalam konteks Timnas Indonesia, kegagalan mencapai Piala Dunia 2026 bukan berarti mimpi menuju pentas global berakhir. Di edisi berikutnya, di masa depan, bisa saja impian itu terwujud.

Caranya klise tapi mungkin efektif: menghargai proses. Penundaan langkah tim Merah Putih menuju Piala Dunia sekaligus mempertegas bahwa belum saatnya mereka ke sana.

PSSI sebagai federasi dan payung bagi Timnas Indonesia wajib berbenah. Jika ingin berjuang ke Piala Dunia 2030 misalnya, berarti mereka butuh setidaknya empat hingga lima tahun dari sekarang untuk menyusun lagi dari tumpukan kartu remi yang kadung ambruk.

Untuk permulaan, PSSI bisa menyusun program jangka pendek untuk Timnas Indonesia dan agenda dalam waktu dekat. Ada Piala AFF 2026 dan Piala Asia 2027 yang bisa disiapkan.

Untuk jangka menengah dalam lima tahun ke depan, PSSI harus memikirkan skuad seperti apa yang ingin mereka bangun. Sebab tak sedikit pemain di Timnas Indonesia saat ini yang memasuki usia senja jelang Piala Dunia 2030.

Dari 29 pemain yang masuk ke daftar panggil Timnas Indonesia di putaran keempat Piala Dunia 2026, hanya sembilan pemain yang berusia di bawah 30 tahun pada Piala Dunia 2030.

Sedangkan sisanya, sudah memasuki kepala tiga dan mungkin saja ada yang pensiun dari Timnas Indonesia. Belum lagi soal kemungkinan pergantian pelatih, maka komposisi pemain bisa berubah signifikan.

Proyeksi ini perlu dipikirkan oleh PSSI dalam roadmap yang terstruktur dan dilakukan benar-benar. Niscaya, Piala Dunia bukan sekedar angan-angan.

(ikw/rhr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER