Ketua Umum National Olympic Committee (NOC) Indonesia atau Komite Olimpiade Indonesia, Raja Sapta Oktohari, membeberkan hasil pertemuan dengan International Olympic Committee (IOC) pada Selasa (28/10) waktu setempat atau malam waktu Indonesia.
Pertemuan NOC Indonesia dan IOC terjadi setelah muncul polemik penolakan visa atlet Israel yang hendak tampil di Kejuaraan Dunia Senam Artistik di Jakarta pekan lalu.
Kepada IOC, NOC Indonesia yang dipimpin langsung Okto menyampaikan secara terbuka dan diplomatis soal situasi yang terjadi di Indonesia, termasuk soal kebijakan pemerintah, kondisi sosial, serta langkah-langkah untuk menjamin keamanan dan kelancaran penyelenggaraan kejuaraan senam level dunia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
NOC Indonesia menyebut IOC telah menerima penjelasan dengan baik dan menghasilkan titik temu yang positif serta berhasil kembali membuka ruang komunikasi dan kerja sama antara kedua pihak.
"Diplomasi yang kami lakukan bersama IOC berjalan sangat baik dan hasilnya positif. Kami memberikan pemahaman menyeluruh mengenai situasi yang ada, baik di cabang olahraga gimnastik maupun di Indonesia secara umum."
"Dari pertemuan ini, kami mendapatkan angin segar dan titik temu positif untuk melanjutkan dialog secara konstruktif," ucap Okto dikutip dari rilis resmi NOC Indonesia.
Okto menyatakan jalur komunikasi bisa terbuka berkat komunikasi dan transparansi selama pertemuan. Hal itu dinyatakan sebagai langkah awal menuju solusi bersama.
"Intinya, kami berhasil memperbaiki jalur komunikasi dengan IOC. Mereka memahami posisi Indonesia, dan kami juga memahami tanggung jawab IOC dalam menjaga prinsip non-diskriminasi. Sekarang fokusnya bukan lagi pada masalah yang terjadi kemarin, tetapi bagaimana kita melangkah ke depan, hari ini dan besok, untuk membangun solusi bersama," terangnya.
NOC Indonesia dan IOC akan memperkuat hubungan dan sepakat melanjutkan diskusi dan evaluasi secara menyeluruh, guna memastikan Indonesia dapat terus berperan aktif di kancah olahraga dunia dengan menjunjung tinggi prinsip Olympic Charter dan semangat Olympic Movement.
"Kami ingin momentum ini menjadi awal baru dalam memperkuat kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Komunikasi yang baik, sikap terbuka, dan diplomasi yang konstruktif adalah jalan kita menuju solusi yang berkelanjutan," ujar Okto.
(nva/sry)