 
                        Emil sedang berada di usia matang. Di saat yang sama, warna-warni menghiasi karier profesionalnya dengan berpindah-pindah klub. Ke mana arah perjalanan Emil di masa depan?
Sejak pertama tembus ke tim utama Juventus pada 2015, sudah tujuh kali Emil pindah klub. Dari I Bianconeri, Emil mencicipi sederet kesebelasan seperti Venezia, Sampdoria, Inter Milan, Como, Palermo, dan kini Cremonese.
Tapi dari jumlah kepindahan itu, hanya dua kali Emil ditransfer secara permanen. Sampdoria berani memboyong Emil dengan mahar 20 juta euro pada 2019. Lalu Como membayar 6 juta euro pada 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai pasar Emil cenderung menurun. Berdasarkan situs Transfermarkt, saat ini ada di angka 3,2 juta euro atau Rp61,8 miliar. Bukan angka yang tinggi untuk posisi kiper di Serie A. Emil ada di peringkat ke-20 dalam konteks market value.
Satu hal yang jadi benang merah dalam karier Emil adalah yang bersangkutan tidak pernah berkarier di luar Italia. Benar bahwa anak dari Edy Mulyadi itu lahir di Indonesia, tapi sepak terjang kariernya dominan di Negeri Pisa.
Perlukah Emil keluar dari Liga Italia? Jika menit bermain alasannya, tentu perlu. Dengan usianya saat ini, proyeksi jadi kiper masih panjang. Kompetisi di negara Eropa lain bisa jadi pertimbangan.
|  Emil Audero kaya pengalaman di sepak bola Italia. (Arsip Palermo) | 
Persoalannya, belum ada jejak yang jelas bahwa Emil pernah diincar klub di luar Italia. Sejarah mencatat pula, kiper yang besar dari Serie A tak begitu banyak yang berani keluar dari zona nyaman.
Dalam 10 tahun terakhir misalnya, kiper asal Italia yang abroad bisa dihitung jari. Contoh yang mencolok adalah Gianluigi Buffon, Guglielmo Vicario, dan Gianluigi Donnarumma.
Dengan level Emil saat ini, langkah yang logis bagi Emil jika ingin berpetualang adalah ke negara yang secara level setara. Namun jika mampu gemilang penampilannya, liga lain yang lebih bergengsi realistis pula.
Bagi Emil, dengan kapabilitasnya saat ini, masih sangat layak untuk tetap berada di Eropa. Tinggal bagaimana sang pemain mampu menjaga kondisinya tetap prima.
(nva)