Jakarta, CNN Indonesia -- 
Piala Dunia U-17 2025 akan jadi medan juang Timnas Indonesia U-17. Kembali eksis jadi peserta, panggung global level junior ini sudah seharusnya jadi kebiasaan bagi skuad Garuda.
Timnas Indonesia U-17 sudah dua kali beruntun masuk Piala Dunia U-17. Pada edisi sebelumnya, Indonesia berhak ikut serta karena berstatus tuan rumah Piala Dunia U-17 2023.
Kini ada 'peningkatan' karena Indonesia lolos murni dari babak kualifikasi. Tim asuhan Nova Arianto mengamankan tiket Piala Dunia U-17 setelah tembus perempat final Piala Asia U-17 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Di satu sisi, 'peningkatan' yang ditorehkan Indonesia juga tak lepas dari perubahan format Piala Dunia U-17. Ada peningkatan pesat pada jumlah peserta dari yang sebelumnya 24 tim kini jadi 48 negara.
Tapi apapun itu, Indonesia tetap bersaing di level global dalam konteks Piala Dunia U-17. Terlebih, tim Merah Putih masih jadi satu-satunya wakil Asia Tenggara pada dua edisi beruntun.
Dengan demikian, pantas bagi Timnas Indonesia U-17 untuk menjadikan ajang ini sebagai pencapaian tertinggi sekaligus kebiasaan. Ini berhubungan dengan kepastian Piala Dunia U-17 bergulir setiap tahun setidaknya hingga 2029.
Selain itu, Qatar akan jadi tuan rumah dalam lima edisi berurut-urut sampai 2029. Dengan lokasi dan format yang sama, sepatutnya Timnas Indonesia U-17 membiasakan tampil di sana.
                                
Jadi langganan tampil di Piala Dunia U-17 bukan hanya jadi bahan unjuk gigi di panggung tertinggi. Namun ini sekaligus jadi bukti pembinaan usia dini yang mumpuni.
Pasalnya, setiap tim pasti akan diperkuat generasi baru di Piala Dunia U-17. Termasuk Indonesia, maka pembinaan pemain muda harus terus berjalan maksimal jika ingin jadi langganan Piala Dunia U-17.
Meski bukan level tertinggi dalam kasta pentas sepak bola global, Piala Dunia U-17 adalah ajang pencetak bibit unggul. Tak sedikit pemain hebat pernah terlihat di Piala Dunia U-17.
Baca di halaman berikutnya>>>
                    
                                                    Tampil di Piala Dunia U-17 serupa halnya seperti berlayar dengan peta buta. Porsi fokus pada kualitas tim harus lebih banyak dari turnamen lain karena hanya sedikit yang bisa dipelajari dari lawan.
Dengan generasi yang selalu baru, berarti rekam jejak tim bakal lebih sulit dipelajari terutama untuk negara-negara yang jarang kena sorot kamera. Zambia adalah salah satunya.
Zambia bukan kekuatan besar di sepak bola Afrika seperti Maroko, Pantai Gading, Nigeria, Kamerun, atau Mesir. Tapi negara tanpa lautan itu bukan tim yang bisa diremehkan.
Meski berstatus debutan di Piala Dunia U-17, tim besutan Dennis Makinka itu lolos ke pesta sepak bola dunia junior karena tembus perempat final Piala Afrika U-17 2025.
Zambia juga punya rekor apik pada laga ujicoba sebelum Piala Dunia U-17 2025 bergulir. Mereka berhasil menang atas Meksiko (3-1) dan Kaledonia Baru (3-0) dalam partai ekshibisi.
Postur pemain yang menjulang jadi salah satu kekuatan utama skuad muda berjulukan Chipolopolo. Ada dua pemain yang punya tinggi di atas 190 cm, yakni sang kiper Wiseman Nyirenda (193 cm) dan penyerang Kelvin Mulenga Chipelu (190 cm). Kemudian ada lima pemain dengan postur di atas 180 cm.
Hal ini sekaligus bakal jadi tantangan bagi Timnas Indonesia U-17. Meski begitu, Indonesia juga punya kesempatan yang sama untuk menorehkan hasil positif lawan Zambia. Zahaby Gholy dan kawan-kawan wajib tampil maksimal untuk hasil yang diharapkan pula.
Bermain lebih disiplin dan cerdik bisa memperbesar peluang Indonesia meraih kemenangan. Sebab setelah Zambia, masih ada Brasil dan Honduras yang bisa jadi batu sandungan.
 Indonesia pernah jadi tuan rumah Piala Dunia U-17 2025. (Doc. LOC WCU17/NFL)  | 
Brasil mungkin bisa lebih dipelajari karena sepak bola jadi bagian tak terpisahkan dari negara peraih lima gelar juara Piala Dunia tersebut. Dengan sembilan kasta liga plus deretan kompetisi junior di Brasil, bisa dibilang juara Piala CONMBEBOL Sudamericano U-17 itu adalah lawan terkuat di babak penyisihan bagi semua tim.
Sementara Honduras juga layak jadi perhatian. Ada lima kasta liga di sana dengan kompetisi kelompok umur masuk ke dalam struktur piramida.
Praktis Indonesia adalah tim kuda hitam di Grup H Piala Dunia U-17 2025. Namun demikian, predikat underdog tak jadi jaminan bakal babak belur di medan laga. Tim Merah Putih justru bisa main lepas tanpa beban status yang menyertai mereka.
[Gambas:Video CNN]