7 Pemain Bermasalah Terancam Tak Bisa Bela Malaysia Seumur Hidup
Tujuh pemain naturalisasi timnas Malaysia berpotensi mendapat 'larangan' membela skuad Harimau Malaya selama-lamanya.
Peluang Hector Hevel, Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Jon Irazabal, Joao Figueiredo, dan Imanol Machuca mengenakan seragam timnas Malaysia kemungkinan tertutup seumur hidup.
Pengacara olahraga Nik Erman Nik Roseli menyebut perihal masa depan tujuh pemain kelahiran Eropa dan Amerika Selatan itu di tim Harimau Malaya.
"Agar bisa membela Malaysia, seorang pemain harus tinggal di negara tersebut selama lima tahun. Berdasarkan Pasal 6(5) Statuta FIFA, ini berarti tinggal di Malaysia setidaknya 183 hari setahun untuk masing-masing dari lima tahun tersebut," kata Nik Erman dikutip dari Berita Harian.
Dengan demikian maka ketujuh orang tersebut harus melalui proses yang serupa dengan pemain naturalisasi yang melalui jalur non-keturunan, yakni tinggal dan bermain di Malaysia selama lima tahun penuh sebelum memenuhi syarat lagi.
Untuk memenuhi syarat tersebut, muncul pertanyaan soal klub lokal Malaysia yang mampu mengontrak ketujuh pemain tersebut.
Saat ini hanya Irazabal, Figueiredo, dan Hevel yang bermain di Malaysia bersama Johor Darul Ta'zim.
Ketujuh pemain itu saat ini sedang dalam masa larangan bermain selama 12 bulan, sesuai dengan sanksi FIFA yang dirilis pada akhir September.
Jika ketujuh pemain itu gagal memenangi banding di CAS, maka baru bisa bermain pada musim depan. Sementara untuk memenuhi syarat lima tahun tinggal memunculkan masalah usia pemain.
Setidaknya dalam enam tahun ke depan, para pemain sudah memasuki usia kepala tiga. Hanya Palmero yang masih 29 tahun.
"Sebagian besar klub Liga Super [Malaysia] tidak akan merekrut mereka karena keterbatasan finansial. Tidak banyak tim kaya yang tersisa di liga ini," ucap agen pemain Effendi Jagan Abdullah.
"Beberapa, seperti Holgado, yang kini berusia 30 tahun, akan berusia 36 tahun setelah proses naturalisasi selama lima tahun, dan ia tidak akan ideal untuk sepak bola internasional. Satu atau dua mungkin menarik tawaran, tetapi itu tergantung pada kondisi keuangan masing-masing klub," katanya melanjutkan.
Pada akhir September 2025, FIFA merilis hukuman denda terhadap Asosiasi Sepak Bola Malaysia dan ketujuh pemain tersebut karena dokumen kelahiran palsu dari kakek atau nenek yang dijadikan landasan naturalisasi berdasarkan garis keturunan.
FAM telah mengajukan banding ke FIFA, namun badan sepak bola dunia itu menolak pengajuan banding dari FAM. Selanjutnya FAM berencana membawa kasus ini ke CAS.
(nva/abs)