Perjuangan Luke Xavier Keet Jauh-jauh dari Eropa demi Timnas Indonesia
Pemain diaspora Luke Xavier Keet datang jauh dari Yunani untuk mengikuti pemusatan latihan atau training camp (TC) demi bisa membela Timnas Indonesia U-23.
Luke sebenarnya tak masuk ke dalam daftar panggil Timnas Indonesia U-23 untuk pemusatan latihan jelang SEA Games 2025. Kendati demikian, pemain 22 tahun itu ingin membuktikan dirinya layak membela skuad Garuda di masa depan.
"Saya tersanjung diberi kesempatan ini. Menjadi bagian dari tim ini adalah keistimewaan. Saya ingin melakukan yang terbaik untuk tim ini," kata Luke di sesi latihan Timnas Indonesia U-23 di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (11/11).
Selama sesi latihan, Luke langsung berbaur dengan skuad Garuda Muda. Sempat diberi program terpisah di awal, pemain klub kasta kedua Yunani, GS Illioupolis itu diberi kesempatan gabung dalam mini games.
Perjuangan Luke tak cuma soal teknik atau kolaborasi di atas lapangan, tetapi juga di luar hal teknik.
"Sedikit sulit karena di sangat lembap dan panas. Tapi saya butuh waktu, para staf membantu saya untuk beradaptasi," terang Luke ketika ditanya soal adaptasi cuaca di Indonesia yang berbeda dibanding di Yunani.
Luke lahir dan sempat mengenyam pendidikan di Indonesia. Setelah usia 9 tahun, Luke kemudian ke Eropa dan baru kali ini lagi kembali ke tanah kelahirannya.
"Saya lahir di sini dan sekolah di sini. Ibu saya berasal dari Indonesia. Tapi ketika saya berusia 9 tahun saya ke Eropa dan sejak saat itu belum kembali. Saya ingin kembali belajar bahasa Indonesia. Semoga bisa cepat kembali bisa bicara bahasa Indonesia," jelasnya.
Luke mendapat bantuan dalam belajar bahasa Indonesia dari beberapa pemain di Timnas Indonesia U-23. 'Sesi latihan non-teknis' itu didapat di luar lapangan.
"Brandon [Scheunemann] banyak membantu saya. Kemudian ada beberapa pemain naturalisasi yang membantu saya tentang beberapa hal ketika makan malam," ucap Luke ketika ditanya pemain-pemain yang membantunya belajar bahasa Indonesia.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Luke punya teknik bermain dan kecepatan yang mumpuni. Berposisi asli sebagai sayap kiri, kemampuan itu dapat menunjangnya untuk menyisir tepi lapangan dalam membangun serangan.
"Apapun itu, saya ingin membantu tim. Saya percaya dengan staf kepelatihan dan para pemain di sini. Mereka punya potensi yang besar. Warga Indonesia berhak untuk melihat kemenangan [Timnas Indonesia]. Jika saya bisa bantu, saya ingin bantu. Indonesia nomor satu, tidak ada yang lain," ujar Luke.
(ikw/nva)