FAM Malaysia Mengaku Manipulasi Akta Kelahiran Pemain Naturalisasi
FIFA menyatakan Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengaku mengubah data pada akta kelahiran tujuh pemain naturalisasi.
Keterangan soal orang dalam FAM memanipulasi data diungkap Komite Banding FIFA. Setelah FAM melakukan banding terhadap putusan soal pemalsuan data pemain naturalisasi, Komite Banding FIFA pun mengeluarkan jawaban.
Selain menolak banding FAM, komite tersebut juga merilis isi putusan yang malah menguatkan sanksi terhadap asosiasi Negeri Jiran itu dan para pemain.
Dalam keterangan dari Komite Banding FIFA disebutkan perubahan data yang disengaja itu dilakukan di bawah tekanan sambil menunggu konfirmasi resmi pemerintah Malaysia.
Menurut FIFA, FAM menegaskan perubahan data tidak diketahui komite eksekutif maupun sekretaris jenderal, Datuk Noor Azman Rahman. FAM juga menyatakan tujuh pemain naturalisasi tidak tahu datanya diubah.
Pengakuan Noor Azman soal perubahan data yang disengaja itu juga turut dimasukkan FIFA dalam putusan tertulis.
"Saya mengaku anggota administrasi FAM menangani dan memformat ulang beberapa salinan akta kelahiran dan dokumen pendukung sambil mengumpulkan berkas kelayakan lengkap."
"Itu termasuk konten yang diubah dalam sertifikat yang diberikan agen. Langkah-langkah ini bersifat administratif dan tidak dimaksudkan untuk mengganti salinan resmi atu proses verifikasi resmi apa pun," ucap Noor Azman dalam putusan FIFA.
Kendati ada pengakuan perubahan data, FAM tetap mengajukan banding kepada FIFA dengan argumen perubahan data tidak secara otomatis membuat asosiasi harus bertanggung jawab.
FAM juga mengklaim tindakan perubahan data bukan merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas untuk menipu sistem.
FIFA merilis sanksi untuk FAM dan tujuh pemain pada akhir September 2025 setelah menemukan dokumen palsu digunakan sebagai dasar izin para pemain dalam laga Malaysia melawan Vietnam pada 10 Juni.
Berdasarkan aturan FIFA, selain melalui jalur tinggal, seorang pemain dapat mewakili suatu negara jika orang tua atau kakek-nenek mereka lahir di negara tersebut.
FIFA kemudian menyatakan meski FAM telah menyerahkan dokumen yang mengklaim kakek atau nenek para pemain tersebut adalah orang Malaysia, penyelidikan mereka sendiri menemukan catatan asli yang menunjukkan bahwa kakek atau nenek dari tujuh pemain itu sebenarnya lahir di Spanyol, Argentina, Brasil, dan Belanda.
(nva/sry)