Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) berpotensi mendapat sanksi lebih berat jika hasil investigasi empat negara lain menemukan unsur pidana dari skandal pemalsuan dokumen pemain naturalisasi.
Sebelumnya FIFA merekomendasikan lima negara termasuk Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan Malaysia, menyusul dugaan pemalsuan dokumen yang melibatkan tujuh pemain senior Harimau Malaya.
Mantan wakil presiden FAM, Datuk Seri Ridzuan Sheikh Ahmad, mengatakan dampak lebih besar bakal datang bahwa jika keempat negara lain melakukan investigasi dan menemukan bukti pemalsuan dokumen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua tergantung otoritas kita. Jika kami tidak menemukan kesalahan apa pun, bagaimana jika keempat negara lain mendapatkan hasil sebaliknya? Skornya menjadi 4-1. Bahkan dalam sepak bola, hasil ini menunjukkan bahwa kami sudah kalah," kata Ridzuan dikutip Bharian.
Usulan agar kelima negara tersebut melakukan investigasi atas kasus ini diajukan melalui alasan tertulis lengkap setebal 64 halaman yang dikeluarkan Komite Banding FIFA pada 18 November.
Mengingat sifat dan keseriusan pelanggaran yang melibatkan dugaan pemalsuan dokumen resmi, Komite Banding FIFA mengarahkan sekretariat negara untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memberikan informasi otoritas pidana yang berwenang di Brasil, Argentina, Belanda, Spanyol, dan Malaysia.
"Pemalsuan merupakan tindak pidana di yurisdiksi yang relevan dan penting bagi pihak berwenang untuk diberitahu agar investigasi dan proses pidana yang tepat bisa dilakukan," demikian keterangan tertulis FIFA.
Selain itu, Ridzuan mengatakan bahwa FAM perlu mempertimbangkan langkah-langkah yang tepat yang akan diambil oleh badan penilai, termasuk keputusan untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) menyusul laporan terperinci yang disampaikan Komite Banding FIFA.
"Siapa pun bisa berbuat salah, dan kami mengakuinya. Jadi kami terima saja hukumannya. Kami tidak bisa melawan FIFA. 'Jari' mereka lebih besar, mereka punya akses data di mana-mana," kata Ridzuan.
"Kalau kami bahwa CAS dan kalah lagi, kami akan semakin malu, jadi bahan tertawaan, dan hukumannya mungkin lebih berat," ujar Ridzuan menambahkan.
(jun/jun/jal)