Proses pemberian hukuman UEFA kepada Israel dilaporkan masih berlanjut setelah sempat tertunda karena campur tangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Tekanan kepada FIFA dan UEFA agar memberikan hukuman kepada Israel meningkat pada September. Namun pada awal Oktober sedikit mereda karena rencana perdamaian yang dilakukan Trump.
Saat itu banyak pihak meminta kepada FIFA dan UEFA agar Israel dilarang tampil dalam Piala Dunia 2026. Akan tetapi kini situasinya berbeda lantaran Israel gagal ke Piala Dunia 2026.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Norwegia sebagai negara penentang Israel paling keras lolos langsung ke Piala Dunia 2026, sedangkan Italia yang juga memiliki sikap serupa harus melakoni babak playoff.
Menurut Sportbible, walaupun Kualifikasi Piala Dunia 2026 sudah berakhir bagi Israel, namun tekanan kepada UEFA agar memberikan hukuman tetap ada. Mereka berharap UEFA memperlakukan Israel serupa dengan Rusia yang menginvasi Ukraina.
Meski dilakukan gencatan senjata, Israel tidak juga menghentikan serangan ke Gaza. Dua bulan setelah campur tangan Trump itu, UEFA dilaporkan masih merencanakan hukuman kepada Israel.
Dikutip dari Tribuna, setelah rencana perdamaian oleh Trump itu para pejabat UEFA bertemu dengan penyelenggara kampanye pro-Palestina, pertengahan Oktober.
Pertemuan itu membahas soal hukuman Israel dari kompetisi internasional, menurut pemberitaan The Athletic. Rapat UEFA dengan perwakilan 'Game Over Israel' itu terus berlangsung meski gencatan senjata dilakukan, tujuannya mengkaji potensi larangan untuk Israel.
Meski begitu, sanksi kepada Israel tersebut kemungkinan besar bukan mengeluarkan Israel dari keanggotaan UEFA. Pasalnya, langkah tersebut dikhawatirkan menimbulkan kontroversi dengan organisasi besar lain.
UEFA memantau dengan cermat perkembangan dua gugatan hukum yang diajukan Irlandia dan Swiss yang memaksa UEFA menjatuhkan hukuman berdasarkan hukum internasional.
(sry/rhr)