Selama ditangani Indra Sjafri, Timnas Indonesia U-23 melakoni empat pertandingan uji coba. Hasilnya kalah dua kali dan imbang dua kali.
Dua kekalahan itu sama-sama tercipta dalam pertemuan pertama. India U-23 dan Mali U-23 mengalahkan Indonesia pada pertemuan pertamanya. Namun tidak demikian di laga kedua.
Ini menandakan ada situasi atau kondisi yang membuat Garuda Muda tidak optimal pada pertandingan pertama. Hal ini pula yang dikhawatirkan terulang saat melawan Filipina di SEA Games 2025.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar baiknya, Indonesia punya waktu bersiap yang optimal. Sebelum berada di Chaing Mai, Indonesia U-23 melakukan pemusatan latihan di Bangkok hingga skuad lengkap atau komplet.
Ini berbeda dengan persiapan laga uji coba yang sangat singkat. Bisa dibilang, chemistry antarpemain jauh lebih solid dibanding laga uji coba. Ini juga berlaku untuk pemain dari luar negeri.
Dion Markx, Mauro Zijlstra, dan Ivar Jenner sudah bergabung dengan tim lebih dari lima hari sebelum pertandingan melawan Filipina. Mereka tidak jetleg untuk laga ini.
Kondisi inilah yang diharapkan jadi pembeda. Waktu berkumpul yang agak panjang ini juga bisa menjadi sarana bagi Indra untuk mendoktrin atau memantik motivasi pemain.
Menghadapi Filipina yang kian matang, Indra butuh bentuk permainan yang solid juga. Jika pemain bisa tampil seperti bermain imbang melawan Mali U-23, kans menang akan terbuka.
Dalam hal ini peran Jenner akan sangat vital. Sebagai kapten dan pengatur irama permainan di lini tengah, konektivitasnya dengan pemain belakang dan depan bakal menjadi kunci.
Selain itu, yang selalu dinanti adalah reposisi-reposisi kejutan Indra. Pelatih asal Sumatra Barat ini kerap jitu melakukan reposisi, yang membuat permainan tim lebih trengginas.
Akankah ide-ide baru Indra berjalan lancar melawan Filipina yang sudah panas? Yang pasti, perjuangan untuk back to back emas akan dimulai dari pertandingan melawan Filipina.
(nva)