Jakarta, CNN Indonesia --
FAM resmi mengeluarkan tiga keputusan penting dari hasil rapat Komite Eksekutif (Exco) yang berlangsung di Wisma FAM, Kelana Jaya, pada Senin (22/12).
FAM menggelar rapat Exco khusus keempatnya untuk periode 2025-2029 di Wisma FAM, Kelana Jaya, pada Senin (22/12). Rapat ini dipimpin oleh Pelaksana Tugas Presiden FAM, Datuk Wira Mohd Yusoff Hj. Mahadi.
Pertemuan ini digelar untuk membahas hasil laporan dari Komite Investigasi Independen (IIC) yang diketuai oleh Tun Md Raus Sharif yang telah mengidentifikasi dua isu utama yaitu pemberian kewarganegaraan Malaysia dan pemalsuan dokumen yang melibatkan tujuh pemain keturunan dalam skuad Harimau Malaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari laman FAM, keputusan pertama yang diambil FAM adalah mengajukan laporan polisi sebagaimana direkomendasikan oleh Komite Investigasi Independen (IIC).
Kedua, FAM akan melakukan perbaikan dalam tata kelola pendaftaran pemain lama dan akan memastikan bahwa masalah kelalaian dan pemalsuan dokumen tidak terulang kembali.
Ketiga, pemberhentian sementara Sekretaris Jenderal (sekjen) FAM, Datuk Noor Azman Hj. Rahman masih berlangsung dan akan dibawa ke Komite Disiplin FAM untuk tindakan lebih lanjut. Pada saat yang sama, FIFA juga akan melakukan penyelidikan sendiri terhadap Datuk Noor Azman.
[Gambas:Instagram]
Sebelumya IIC mengungkap adanya kesalahan serius dalam pengawasan dan verifikasi administratif di tubuh FAM yang menyebabkan adanya kasus dugaan pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi Malaysia yang berujung hukuman FIFA.
Bersambung sampai halaman berikutnya...
FAM telah menerima laporan setebal 59 halaman dari IIC yang diketuai mantan Ketua Mahkamah Agung, Tun Md Raus Sharif, pada 15 Desember.
Dalam laporannya, IIC tidak dapat menentukan dalang di balik pemalsuan dokumen tersebut karena beberapa kendala, termasuk kurangnya kerja sama dari notaris yang berwenang dan ketidakmampuan untuk menemukan dua agen dari tujuh pemain tersebut, Nicolas Puppo dan Frederico Moraes.
"IIC tidak dapat menentukan secara pasti siapa yang memalsukan dokumen yang dipersengketakan tersebut. Namun, yang jelas adalah adanya kegagalan serius dalam pengawasan, verifikasi, dan pengendalian administratif dalam manajemen FAM yang memungkinkan insiden ini terjadi tanpa terdeteksi atau diintervensi," tulis ICC.
IIC merekomendasikan agar FAM segera membuat laporan polisi, kemudian mengambil tindakan disiplin terhadap orang-orang di internal pengurus yang terbukti melakukan kelalaian pengawasan, serta menerapkan reformasi struktural.
Langkah-langkah ini dinilai krusial untuk mencegah terulangnya kejadian serupa sekaligus memulihkan kredibilitas dan integritas FAM.
"FAM disarankan untuk segera membuat laporan polisi, mengambil tindakan disiplin internal yang sesuai jika pengawasan gagal, dan menerapkan reformasi struktural yang direkomendasikan oleh IIC," tulis IIC.
[Gambas:Photo CNN]
IIC juga menyarankan Komite Disiplin FAM untuk memulai proses hukum terhadap Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Rahman, guna menentukan apakah yang bersangkutan gagal dalam menjalankan standar pengawasan dan uji tuntas yang diperlukan.
"Tujuan dari proses tersebut adalah untuk menentukan apakah Sekretaris Jenderal FAM gagal menjalankan pengawasan dan verifikasi yang menjadi tugas dari jabatannya, dan apakah sanksi administratif atau tindakan korektif diperlukan," kata IIC.
"Rekomendasi ini dibuat tanpa prasangka dan tidak menyiratkan temuan keterlibatan secara pribadi Sekretaris Jenderal FAM dalam dugaan pemalsuan tersebut," tulis IIC menambahkan.
Sebab kasus yang berujung pada sanksi FIFA ini mengungkap kelemahan mendasar dalam proses dokumentasi, pengawasan agen, serta protokol verifikasi internal FAM, IIC mengusulkan agar FAM melakukan reformasi struktural dan prosedural untuk memperkuat sistem pengawasan ke depan.
[Gambas:Video CNN]