Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah menggagas kendaraan multiguna dengan format 'Kendaraan Pedesaan'. Pemerintah berjanji baru akan mengeluarkan prototype kendaraan tersebut, sekira Agustus 2017, mendatang.
Toyota Astra Motor (TAM), menyambut baik perihal kemunculan kendaraan tersebut. Mengingat, pemerintah memang memiliki niatan untuk bekerjasama dengan produsen otomotif dalam hal produksi.
"Ada dong, kalau keinginan kami untuk ke kendaraan pedesaan ada," kata Executive General Manager TAM, Fransiscus Soerjopranoto kepada CNNIndonesia.com, Rabu (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, Soerjo sedikit memberikan catatan mengenai hadirnya kendaraan pedesaan. Bagi dia, tidak mudah sebenarnya untuk produksi kendaraan dengan membawa embel- embel nasional. Seluruh pihak yang terikat, harus memperhatikan secara keseluruhan terutama menyoal harga.
"Kendaraan pedesaan atau nasional tak semudah yang kita bayangkan. Jadi kalau kendaraan pedesaan itu apalagi harus dilihat harganya dan lainnya. Dibuat harus cocok untuk kendaraan pedesaan, jadi harus harganya terjangkau," kata dia.
Selain itu untuk perakitan, ia berujar, produsen tentu harus memikirkan lokalisasi atau tempat perakitan. Perlu ada upgrade terhadap lokalisasi.
"Balik lagi kalau buat saya sih, saya kan distributor, kalau ditanya keinginan ada. Tapi semua tergantung dari kesiapan manufacturer. Kalau saya sih siap aja untuk jual mobil apa saja," kata Soerjo.
Sementara, saat dihubungi terpisah, Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono enggan berkomentar banyak mengenai ketersediaan pihaknya untuk ikut serta di kendaraan pedesaan.
Ia lebih menyerahkan hal tersebut untuk dijawab oleh Institut Otomotif Indonesia (IOI). "Tanya IOI lah itu ya," kata Warih.
Punya DNASoerjo melanjutkan, pada dasarnya Toyota sebetulnya sudah memiliki DNA bila berbicara soal alat transportasi barang. Menurutnya, Kijang model pertama, atau yang lebih dikenal dengan Kijang Doyok memiliki DNA untuk kendaraan yang dikhususkan sebagai alat angkut barang.
"Jadi kami udah punya DNA, untuk mobil- mobil yang dikhususkan masyarakat atau sejuta umatlah," kata dia.
Mengapa demikian, hal itu merujuk kepada rupa dari Kijang Doyok saat pertama muncul ke permukaan. Fisiknya yang kotak, kata dia, menjadikan Kijang Doyok diperuntukan sebagai alat transportasi barang.
"Jadi kalo kamu liat edisi pertama kali itu cuma hanya kotak, memang untuk transportasi barang, bukan orang," ujar Soerjo.
Pada pelaksanaan kendaraan pedesaan, Kemenperin menggandeng sejumlah pelaku industri otomotif serta akademisi. Kesepakatannya tertuang dalam Mou antara IOI dan 22 perguruan tinggi negeri. Hal itu juga sebagai upaya dalam penguatan industri kecil dan menengah di sektor otomotif.
Mobil ini direncanakan mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 90 persen. Meski demikian, untuk perakitan dan bagian mesin akan tetap menggandeng perusahaan handal.
 Mobil Grandong yang biasa untuk alat angkut hasil tani, dianggap tidak laik jalan sehingga Kemenperin ingin mencanangkan mobil pedesaan. (Okkisafire via Wikimedia Commons (CC-BY-SA-4.0) |
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronka (Ilmate) Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan seusai prototype, pihaknya akan membuka kerjasama dengan produsen manapun yang berniat melakukan produksi untuk kendaraan pedesaan.
Saat ini pemerintah belum melakukan kesepakatan, terkait bersama siapa nantinya proyek tersebut akan dijalankan. Kata dia, fokus pemerintah lebih kepada paten pembuatan produk.
Konsep kendaraan pedesaan ialah produk angkutan barang dan manusia, dengan kapasitas mesin terbatas. Mobil tersebut memiliki fungsi multiguna seperti pickup namun tepat digunakan oleh masyarakat pedesaan hingga pesisir pantai.
Dengan bekal mesin 1000 cc serta sistem 4x4, mobil ini diklaim dapat melintasi segala medan, baik lumpur, banjir dan menanjak. Jika sudah terealisasi, rencananya mobil pengganti grandong ini akan dibandrol dengan harga berkisar Rp 60 juta.
(pit/pit)