Jakarta, CNN Indonesia -- Saat ini Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) kendaraan berjenis sedan terbilang tinggi. Persentasenya masih di atas mobil keluarga, sebesar 30 persen walaupun secara angka masih banyak sedan yang harganya di bawah mobil keluarga.
Dengan begitu Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) telah menyiapkan studi terkait hal tersebut, yang mana hasilnya akan dipaparkan kepada para pemangku kepentingan. Termasuk juga studi mengarah untuk menjadikan Australia negara baru tujuan ekspor.
"Saya sudah menyiapkan studi detail, yang sudah kami paparkan ke Kementerian Perindustrian mudah-mudahan ada tanya jawab, chalange dan segala macem setelah ini beres," kata Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi di kawasan Senayan, Jakarta Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tentu ada penyesuaian dari pemerintah yang akibatkan kendaraan kita ada beberapa jenis seperti sedan dan lainnya bisa turun tarifnya (pajak) sehingga pasarnya bisa naik. Kalau pasarnya naik pabrikannya bisa masuk ke Indonesia, bisa kita ekspor," ujar Nangoi melanjutkan.
Menurutnya, dari hasil kajiannya yang telah dipaparkan kepada pemerintah, dalam hal ini perindustrian telah disambut baik. Tinggal nantinya diteruskan kepada Kementerian Keuangan untuk langkah lebih lanjut.
"Perindustrian dulu, baru nanti ke Menkeu," kata dia.
Ia menuturkan, seharusnya pemikiran melihat mobil dengan ciri khas memiliki buntut itu ialah kepunyaan orang berdasi musti diubah. Padahal untuk sekelas mobil penumpang atau multi purpose vehicle (MPV) kategori mewah banyak yang harganya jauh di atas sedan dan tetap dikenakan 10 persen PPnBM.
"Nah pemikiran ini dari zaman 80-an. Padahal kalau orang liat, misal jenis MPV itu mewah juga ada. Merek top itu banyak juga MPV karena PPnBM murah," kata dia.
Oleh karenanya, bagi dia, hal tersebut membuat pasar sedan terus tergerus dari tahun ke tahun. Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia sendiri lebih memilih merakit sedan keluarannya di negara tetangga seperti Thailand, ketimbang membuka perakitan di Indonesia.
Apalagi, ia melanjutkan, walau Indonesia pasarnya terus menurun itu berbanding terbalik dengan jumlah penjualan di negara lain.
"Sehingga sedan diproduksi semua di sana. Jadi sedan dateng ke Indonesia dari sana, nah market dunia itu orang inginnya sedan," ujar dia.
Antisipasi Kehilangan PPnBMIa memastikan, negara tidak akan kehilangan pendapatannya jika nantinya benar menurunkan pajak kendaraan sedan. Perbandingan 10 dengan 1000 tentu membuat negara menjadi semakin untung berdasarkan hasil studinya.
"Begini, kalau yang namanya PPnBM dari 10 mobil, tapi 10 persen dari 1000 mobil lebih untung mana itu kami bikin studinya," kata dia.
Lagipula, kata dia, kajian tersebut bukanlah dibuat oleh satu pihak. Sedikit bocoran mengenai arah studinya yang ia utarakan, Gaikindo menggandeng beberapa ahli seperti LPM UI. "Semua sudah siap (ke Menkeu), tinggal koordinasi dengan Perindustrian," kata Nangoi.
(pit)