Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Transportasi Jepang mengumumkan ada kesalahan prosedur yang dilakukan oleh produsen otomotif Nissan Motor di sana. Temuan itu diperoleh usai Kementerian Transportasi Jepang melakukan inspeksi di lima dari enam pabrik milik Nissan.
Indikasi kesalahan yang ditemukan oleh Kementerian, adalah menggunakan teknisi tidak bersertifikat untuk produksi kendaraan di pasar domestik Jepang.
Pernyataan itu mencuat usai Nissan mengumumkan rencana untuk menarik 1,2 juta unit kendaraan penumpang yang dipasarkan di Jepang dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, kendaraan-kendaraan tersebut seharusnya menjalani prosedur akhir tambahan yang dilakukan oleh teknisi bersertifikat sebelum terdaftar di Kementerian Transportasi.
"Sangat disesalkan, karena hal ini menyebabkan kecemasan pengguna pengguna dan mengguncang dasar sistem sertifikasi. Kementerian akan bekerja untuk mengetahu seberapa luas praktik itu diketahui," ucap Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Keiichi Ishii seperti dilaporkan
Reuters.
Atas kejadian ini, CEO Nissan Hiroto Saikawa mengungkapkan permohonan maafnya.
Usai inspeksi tersebut, Nissan berencana membuat keputusan untuk menunda pengiriman ribuan unit kendaraan untuk dilakukan inspeksi ulang. Nissan sudah siap dengan keluhan yang akan didapatkan dari pelanggan dan diler.
"Saya minta maaf dari lubuk hati saya, ini seharusnya tidak terjadi di dunia manufaktur. Kami siap membayar biaya lebih dari 25 miliar yen dan menarik 1,2 juta kendaraan (termasuk yang telah dikirim)," ujar Saikawa seperti diberitakan
Nikkei.
Penggunaan personel tidak bersertifikat tergolong sebagai kesalahan besar kedua yang melibatkan produsen mobil Jepang dalam waktu kurang dari dua tahun.
Sebelumnya, Mitsubishi Motors juga mengaku pihaknya sempat menjadi 'korban' inspeksi pemerintah. Bedanya, Mitsubishi mengakui bahwa mereka mengacaukan pengujian konsumsi bahan bakar untuk beberapa model yang dipasarkan di Negeri Sakura.
(evn)