Bandung, CNN Indonesia -- Goodyear merupakan salah satu produsen ban di Indonesia. Kehadirannya di tanah air sudah sejak awal 1917. Perusahaan itu lantas memutuskan untuk membangun pabrik di wilayah Bogor, Jawa Barat pada 1920 silam.
Direktur Sales dan Marketing Goodyear Indonesia Herman Kusnadi, mengatakan bahwa pabrik tersebut sedianya berfungsi sebagai dapur pembuatan ban dengan kapasitas 12 ribu per hari.
"Ada tiga jenis komuditi ya, dari ban segmen penumpang, komersial hingga pertanian kaya traktor dan semacamnya," kata Herman saat kunjungan media ke pabrik Goodyear, kemarin (19/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, ban itu sendiri tidak hanya akan dipasarkan untuk kebutuhan masyarakat dalam negeri. Melainkan juga pasar ekspor, sekitar 60 sampai 70 persen dan sisanya untuk domestik.
Meski sudah memiliki pabrik, Goodyear sendiri masih melakukan impor ban guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Herman beralasan, ada beberapa jenis ban yang memang tidak dapat diproduksi di pabriknya itu.
Misalnya di segmen kendaraan penumpang ialah ban
run flat tyre. Goodyear masih mengandalkan pabrik di negara lain, seperti China dan Thailand, dengan alasan teknologi di Indonesia belum memadai.
"Itu segmen tertentu dan hanya sedikit, kaya
run flat tyre. Lalu mayoritas jualan kami tetap produksi lokal sekitar 90 persen sisanya, baru impor," ujarnya.
Bersama para pewarta lain,
CNNIndonesia.com juga sempat berkeliling melihat dapur pembuatan ban milik Goodyear. Ada berbagai area dalam pabrik, yang mana terdiri dari pengolahan lembaran karet, tempat percetakan sampai dengan proses akhir, yakni pengecekan manual ban oleh karyawan.
Suara bising mesin sangat terdengar di dalam pabrik dengan suhu ruangan area produksi yang terbilang panas, ditambah juga menyerbaknya bau karet ditiap ruangan.
Mesin-mesin besar tampak berjejer, terutama untuk melakukan pres dan mencetak ban sesuai ukuran serta model yang diinginkan. Satu kali cetak sebuah ban besar, dibutuhkan waktu sekira lebih 20 menit.
Jangan sesekali memegang ban yang baru saja dicetak, lantaran panas seperti keluar dari mesin pemanggang.
Sebelum pengecekan akhir melalui mesin, ban yang sudah siap wajib melewati proses manual oleh karyawan. Tiap operator akan mengecek tiap sisi menggunakan tangan dan jika ada kesalahan, ban tersebut akan dipisahkan lalu diberi tanda.
"Saya tidak terlalu pasti ada berapa jumlah mesin yang beroperasi. Tetapi untuk jumlah karyasan kami ada 900 orang," kata Herman.
Sayangnya, Goodyear tidak mengizinkan kegiatan selama di pabriknya diabadikan dalam visual apapun.
(eks)