Jakarta, CNN Indonesia -- Satu dari dua pabrik Esemka yang didirikan PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH) untuk produksi mobil-mobil Esemka ternyata tanahnya masih berstatus sewa.
Hasil penelusuran
CNNIndonesia.com, PT ACEH menggunakan tanah milik Desa Demangan, Kecamatan Sambi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah untuk membangun pabrik mobil Esemka. Perusahaan menyewa lahan tersebut untuk jangka waktu 30 tahun.
Mantan Direktur Teknik PT SMK Dwi Budhi Martono mengatakan pembangunan pabrik mobil Esemka yang ada di Boyolali memang tak berada di kawasan industri. Sebab, mencari lahan seluas 14 hektare untuk membangun pabrik di Solo, Jawa Tengah sangat sulit. Pilihan akhirnya jatuh kepada tanah bengkok.
Tanah yang kabarnya hanya untuk tanaman tebu tersebut disewa PT ACEH dengan harga Rp 1.000 per meter persegi. Jika dikalikan 14 hektare maka keluar biaya sewa sebesar Rp 140 juta untuk jangka waktu satu tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya, kalau kami sewa, itu ya gajinya pak lurah, gajinya pak carik itu kan dalam bentuk rupiah bukan tebu. Hasil panen tebu sekitar 15 juta sekali musim dalam setahun," kata Martono saat ditemui
CNNIndonesia.com di Solo, Jawa Tengah.
Penggunaan tanah bengkok atau tanah milik desa yang tidak produktif untuk dijadikan fasilitas pabrik diharapkan Martono bisa saling menguntungkan kedua belah pihak, yaitu desa dan PT ACEH.
Dijelasan Martono, pembayaran uang sewa tidak sekaligus untuk masa waktu 30 tahun, melainkan dibayar bertahap atau dibayar per tahun dan berlaku progresif.
"Karena kalau dibayar 30 tahun sekalian, pak lurah setiap lima tahun ganti. Pembayarannya juga berlaku progesif, naik sekian persen, harapannya bisa jadi ya saling support lah," ucap Martono.
Menurut Martono, pemilihan lahan di Boyolali merupakan usulan dari PT SMK. Sebelum dilebur menjadi PT ACEH, PT SMK memang sudah memiliki rencana untuk membangun pabrik mobil Esemka di Boyolali. Namun, belum bisa direalisasikan karena pada saat itu terkendala masalah keuangan.
Sementara soal perizinan penggunaan lahan bengkok itu, Martono mengaku banyak dibantu langsung oleh Bupati Boyolali, Seno Samodro. Bupati Seno tidak bisa dihubungi saat dikonfirmasi terkait kabar tanah bengkok.
"Bupati Boyolali me-
support total. Slogan Boyolali kan pro investasi, sehingga dia
welcome terhadap sesuatu yang bisa mengangkat wilayahnya menjadi sebuah pendapatan asli daerah," tutup Martono.
(asa)