Konsumen Tinggalkan Ojek Online Jika Tarif Dirasa Kemahalan

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 05 Apr 2018 09:01 WIB
Masyarakat yang menggunakan jasa ojek daring mengeluhkan mahalnya tarif dasar yang ditentukan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda).
Pengemudi Uber daftar Gojek. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana kenaikan tarif baru ojek online mendapat perhatian sejumlah masyarakat yang menggunakan jasa ojek daring.

Menurut pengakuan mereka tidak berkeberatan meninggalkan ojek online dan beralih ke alat transportasi massal lain jika besaran tarif yang diusulkan oleh pengemudi terlalu mencekik.

"Yah kalau sudah mahal begitu, mending pakai umum aja. Misal busway gitu," kata Agnes Savithri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (5/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini keberadaan ojek online dinilai cukup membantu Agnes dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Setiap pagi hari, Ia memanfaatkan alat transportasi tersebut dari tempat tinggalnya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat menuju kantornya di Tendean, Jakarta Selatan.

"Biasanya aja kalau bukan jam sibuk itu saya bisa kena Rp13 ribu sampai Rp15 ribu. Nah pernah itu saya kena Rp25 ribu. Terus kalau sudah naik bisa jadi berapa coba, pasti lebih mahal kan," keluh Agnes.
Keluhan yang disampaikan Agnes tak jauh berbeda dengan Ibrahim, salah seorang mahasiswa di universitas Jakarta Selatan.

Ia menegaskan jika tarif baru ojek online ditetapkan naik seperti dalam tuntutan tentunya bakal membuatnya beralih mencari transportasi lebih terjangkau. Dijelaskan Ibrahim kenaikan tarif dasar sudah tidak masuk akal untuk dirinya beraktivitas.

"Buat kantong mahasiswa mahal lah. Kalau nanti lebih mahal paling nunggu ada promo sama kalau sudah terdesak aja (naik ojek online-nya). Sisanya ya balik naik angkot atau bawa motor sendiri saja pas kuliah," ucap Ibrahim.

Seorang pekerja lainnya juga menyatakan berkeberatan saat mendengar rencana kenaikan tarif ojek online. Bagi dia permintaan tarif yang diusulkan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) terlalu tinggi.

"Saya kan suka ke kantor pasti naik ojek online dari rumah di Pasar Minggu. Nanti kalau naik harganya itu bisa lebih mahal lagi. Bisa sama atau lebih lagi nanti dari (harga) ojek pangkalan," kata Diah yang berkantor di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Makanya mending saya pilih naik kereta dari pada pakai ojek online. Lalu untuk yang jarak dekat itu kan masih ada angkot. Ya dari pada sekali jalan bisa keluar puluhan ribu," sambung Diah sembari tertawa.

Tarif baru ojek online itu sendiri masih belum dapat persetujuan dari pemerintah. Adapun harga yang diminta Garda sebesar Rp3.250 per kilometer untuk tarif bawah, sementara tarif atasnya sebesar Rp3.500 per kilometer. (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER