Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana kenaikan tarif baru ojek online mendapat perhatian sejumlah masyarakat yang menggunakan jasa ojek daring.
Menurut pengakuan mereka tidak berkeberatan meninggalkan ojek
online dan beralih ke alat transportasi massal lain jika besaran tarif yang diusulkan oleh pengemudi terlalu mencekik.
"Yah kalau sudah mahal begitu, mending pakai umum aja. Misal busway gitu," kata Agnes Savithri kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini keberadaan ojek
online dinilai cukup membantu Agnes dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Setiap pagi hari, Ia memanfaatkan alat transportasi tersebut dari tempat tinggalnya di kawasan Palmerah, Jakarta Barat menuju kantornya di Tendean, Jakarta Selatan.
"Biasanya
aja kalau bukan jam sibuk itu saya bisa kena Rp13 ribu sampai Rp15 ribu.
Nah pernah itu saya kena Rp25 ribu. Terus kalau sudah naik bisa jadi berapa coba, pasti lebih mahal
kan," keluh Agnes.
Keluhan yang disampaikan Agnes tak jauh berbeda dengan Ibrahim, salah seorang mahasiswa di universitas Jakarta Selatan.
Ia menegaskan jika tarif baru ojek online ditetapkan naik seperti dalam tuntutan tentunya bakal membuatnya beralih mencari transportasi lebih terjangkau. Dijelaskan Ibrahim kenaikan tarif dasar sudah tidak masuk akal untuk dirinya beraktivitas.
"Buat kantong mahasiswa mahal
lah. Kalau nanti lebih mahal paling nunggu ada promo sama kalau sudah terdesak
aja (naik ojek
online-nya). Sisanya ya balik naik angkot atau bawa motor sendiri saja pas kuliah," ucap Ibrahim.
Seorang pekerja lainnya juga menyatakan berkeberatan saat mendengar rencana kenaikan tarif ojek
online. Bagi dia permintaan tarif yang diusulkan Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) terlalu tinggi.
"Saya kan suka ke kantor pasti naik ojek
online dari rumah di Pasar Minggu. Nanti kalau naik harganya itu bisa lebih mahal lagi. Bisa sama atau lebih lagi nanti dari (harga) ojek pangkalan," kata Diah yang berkantor di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Makanya mending saya pilih naik kereta dari pada pakai ojek
online. Lalu untuk yang jarak dekat itu
kan masih ada angkot. Ya dari pada sekali jalan bisa keluar puluhan ribu," sambung Diah sembari tertawa.
Tarif baru ojek
online itu sendiri masih belum dapat persetujuan dari pemerintah. Adapun harga yang diminta Garda sebesar Rp3.250 per kilometer untuk tarif bawah, sementara tarif atasnya sebesar Rp3.500 per kilometer.
(mik)