Jakarta, CNN Indonesia -- Pemudik kendaraan pribadi yang menempuh perjalanan via tol fungsional Salatiga-Solo harap berhati-hati. Sebab akan melintasi tanjakan Kali Kenteng yang memiliki kemiringan cukup curam.
Informasi yang didapat, jalan menanjak tersebut memiliki kemiringan di atas 20 derajat. Pengemudi mobil yang tak biasa menghadapi kondisi jalan Kali Kenteng dituntut lebih waspada, terutama bagi mobil penumpang dengan transmisi manual.
Untuk menaklukkan lintasan tersebut, kondisi mobil harus dalam kondisi prima dan sebaiknya ditopang dengan kemampuan mengemudi yang baik. Kurang satu persyaratan saja bukan tidak mungkin mobil akan meluncur ke belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hal berbeda bagi mobil penumpang transmisi otomatis terlebih memiliki teknologi
hill start assist (HSA) yang akan lebih dimudahkan melibas tanjakan ekstrem Kali Kenteng.
Memastikan mobil transmisi manual bisa melahap tanjakan ekstrem Kali Kenteng, Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan setiap pengemudik harus berhati-hati.
Dijelaskan Jusri bahwa ada mobil-mobil tertentu yang akan mengalami masalah jika memaksakan diri melalui ruas jalan dengan kemiringan tertentu. Karena ini menyangkut
power weight to rasio (PWR) kendaraan.
 Tol fungsional Salatiga-Solo (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra) |
"Untuk mobil-mobil tertentu agak masalah. Misalnya LCGC yang
power weight to rasio (PWR) atau tenaga dengan bobot kurang mumpuni. Lalu mobil minibus yang lebih muatan," kata Jusri kepada
CNNIndonesia.com, Senin (11/6).
Jika ada pengemudi yang ragu akan kemampuan mobilnya, sebagai langkah awal untuk mengantisipasi menurunkan seluruh penumpang dan biarkan mobil hanya diisi pengemudi.
"Dan untuk barang-barang bila perlu juga harus turun supaya beban kerja dari mesin tidak berat. Nah kalau dia dalam kondisi lenggang atur
space (jarak dengan mobil di depan) untuk bersiap menanjak," ujar dia.
Kemudian untuk memulai, ia menyarankan agar pengemudi tidak langsung menginjak pedal gas dalam-dalam (100 persen) dengan tujuan menjaga putaran mesin. Sebaiknya gunakan tenaga mesin sekitar 80 persen.
 Tol fungsional Salatiga-Solo harap berhati-hati. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra) |
Pengemudi harus menjaga momentum menjaga kecepatan secara konstan dan putaran mesin tidak terlalu tinggi di kondisi jalanan menanjak.
"Jadi 20 persennya itu buat cadangan. Karena kalau momen hilang,
power juga hilang dan kendaraan akan berhenti dan berpeluang meluncur ke belakang," ucap Jusri.
Tetapi, jika sudah terlanjur kehilangan tenaga di tengah jalan menanjak. Ia meminta agar pengemudi tidak melanjutkan ke atas dengan memaksakan, melainkan memilih mundur secara perlahan dan memulai dari awal.
Langkah selanjutnya pasang rem tangan. Menyalakan mesin, lalu injak pedal kopling, masukkan gigi satu, dan injak gas dan biarkan di posisi gigi 1.
Sebelumnya viral di media sosial memperlihatkan mobil Daihatshu Ayla secara tiba-tiba mati saat melewati jalur tol fungsional ruas Salatiga-Solo tepatnya di Jembatan Kali Kenteng, Susukan, Semarang. Petugas polisi terlihat mengganjal ban mobil menggunakan sebongkah kayu agar mobil tidak terus meluncur ke bawah.
(mik)