Antisipasi Perusahaan Pembiayaan Otomotif Soal DP 0 Persen

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Kamis, 23 Agu 2018 12:21 WIB
Aturan tersebut cukup menantang, namun tidak disambut baik oleh sejumlah perusahaan pembiayaan otomotif.
Suasana pameran otomotif GIIAS 2018. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan berencana akan merevisi aturan No.29/POJK.05/2014 tentang penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan. Salah satu poinnya adalah konsumen dapat membeli kendaraan bermotor tanpa uang muka (down payment/DP).

Aturan tersebut cukup menantang, namun tidak disambut baik oleh sejumlah perusahaan pembiayaan otomotif sejak wacana menurunkan DP nol persen produk kendaraan bermotor itu muncul pada tahun 2015 silam.

Direktur Penjualan dan Distribusi Adira Finance Niko Kurniawan mengatakan bahwa sistem DP nol persen bisa meningkatkan kredit macet atau rasio non performing loan (NPL).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini dari data yang kami miliki, makin rendah DP maka risiko makin tinggi tingkat gagal bayarnya," kata Niko saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (23/8).
Menurut Niko, kebijakan DP nol persen untuk produk otomotif justru akan membenani konsumen, di mana DP nol persen dinilai akan mendongkrak nilai cicilan setiap bulannya.

Dan sebaliknya, jika perusahaan pembiayaan menerapkan sistem tersebut, bukan tidak mungkin perusahaan mengalami kerugian karena kian banyaknya jumlah kredit bermasalah.

"Karena konsumen tidak ada beban (di awal pembelian), tanpa DP, pakai sebulan atau tiga bulan lalu kembalikan mobil atau motor misalnya. Dan secara umum, konsumen yang punya uang cenderung akan kasih DP karena angsurannya lebih murah, karena dianggap risikonya lebih kecil dibanding yang tanpa DP," ucap dia.

Direktur Penjualan dan Pemasaran Mandiri Tunas Finance (MTF) Harjanto Tjitohardjojo menyampaikan bahwa DP nol persen bisa menghilangkan diskon uang muka produk otomotif.
Satu sisi, itu cara yang dipakai sejumlah perusahaan pembiyaan untuk mengurangi beban cicilan tiap bulan. Namun dengan dihilangkannya uang muka dan tingginya suku bunga kredit, bukan tidak mungkin akan memengaruhi kemampuan konsumen.

"Diskon dealer yang cukup besar, di mana biasa potong di DP sehingga DP bisa minus kalau 0 persen," tutup Harjanto. (mik)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER