China, Nakhoda Pabrik Baterai Mobil Listrik di Halmahera

Rayhand Purnama | CNN Indonesia
Rabu, 05 Sep 2018 10:42 WIB
Pabrik baterai mobil listrik di Indonesia yang terletak di Maluku akan dikendalikan oleh perusahaan asal China.
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia akan punya kawasan industri terpadu pertama di dunia yang memproduksi baterai kendaraan listrik yang telah resmikan pembangunannya di Weda Bay, Halmahera, Maluku. PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang akan menjalankan perusahaan yang fokus menghasilkan baterai lithium-ion.

IWIP sendiri adalah perusahaan patungan dari tiga investor Tiongkok yaitu Tsingshan, Huayou, dan Zhenshi. Mereka akan turut membantu rencana pemerintah yang akan meningkatkan volume penjualan mobil hybrid dan listrik dalam negeri dalam beberapa tahun ke depan.

Wakil Direktur Hubungan Masyarakat dan Media Departemen Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) Agnes Ide Megawati mengatakan IWIP juga sebagai bentuk realisasi dari perjanjian antara Eramet Group (Perancis) dan Tsingshan, bersama dengan ANTAM pada 2018.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan tersebut diketahui bakal mengolah deposit bijih nikel dan 30kt/Ni Nickel Pig Iron smelter di kawasan itu. Smelter tersebut akan berfungsi sebagai tempat pengolagan sumber daya mineral dengan produk akhir yang salah satunya adalah baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik.

Sedangkan untuk pembuatan baterai lithium-ion sendiri bakal diambil alih oleh investor lain yang juga berasal dari negeri tirai bambu. Tapi untuk siapa perusahaan tersebut dan berapa investasi yang akan dibenamkan, Agnes belum mau menyebutkannya.

"Ini investor China yang sudah expert soal baterai lithium-ion. Tapi kami belum bisa kasih tahu karena kawasan masih belum jadi," kata Agnes kepada CNNIndonesia.com, Selasa (4/9).

Menurut dia tidak ada alasan khusus kenapa perusahaan China menjadi 'aktor' untuk pembuatan baterai kendaraan listrik di Halmahera. Ia mengatakan ketertarikan produsen China meletakkan investasi di Halmahera didasari suksesnya kawasan industri sebelumnya yang dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah.

Dikatakan Agnes saat itu kegiatan industri stenlis di Morowali sudah memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

"Jadi Indonesia sekarang jadi produsen terbesar stenlis terbesar ketiga di dunia," ungkap dia.

Lebih dari itu ia mengatakan sama seperti di Morowali, diharapkan kegiatan industri di Halmahera juga akan menjadi basis pembuatan baterai kendaraan listrik tidak hanya pada pasar domestik, melainkan juga diekspor ke berbagai negara.

"Jadi untuk proyek sekarang harapannya bisa sama atau lebih baik," ucap Agnes.

Sebelumnya diberitakan jika nilai investasi di sana mencapai US$10 miliar atau sekitar Rp144 triliun. Anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan kawasan industri tahap pertama, sebesar US$5 miliar, kemudian tahap berikutnya sebesar US$5 miliar. (mik)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER