Honda Civic Type R. (Foto: CNN Indonesia/Rayhand Purnama)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dolar Amerika Serikat (AS) yang terus perkasa terhadap rupiah membuat Honda Prospect Motor (HPM) terpaksa mengerek naik harga jual model impor utuh (Completely Build Up/CBU). Kenaikannya sebesar satu persen untuk Civic dan kawan-kawan.
"Untuk rakit lokal tidak pengaruh, kecuali mobil CBU jadi naik satu persen," kata Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual HPM Jonfis Fandy saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (12/9).
Kurs rupiah sempat rontok hingga hampir menyentuh Rp15.000 pada pekan lalu. Saat ini rupiah sempat menguat sampai di bawah Rp14.800.
HPM mengimpor beberapa produk CBU yang didominasi sedan. Pertama yakni model performa Civic Type R yang harganya paling mahal, RpRp1,017 miliar, lalu ada Civic Rp490,5 juta - Rp493,5 juta, Accord Rp654 juta, dan Honda City Rp320 juta - Rp330 juta.
Selain sedan, HPM juga mengimpor CBU model lain yaitu Odyssey Rp729 juta dan Civic hatchback Rp408,5 juta - Rp447,5 juta.
Penyesuaian harga jual model CBU juga dipengaruhi kebijakan baru Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait kenaikan tarif impor. Pada kebijakan baru itu, bea masuk impor mobil yang tergolong mewah berdasarkan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dipukul rata menjadi 50 persen.
Selain kena kenaikan bea masuk, impor model CBU tergolong mewah juga mendapat beban Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10 persen, Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 10 persen, dan PPnBM berkisar 10 - 125 persen.
"Jadi kalau sampai diterapkan (tarif pajak baru), saya sudah lihat apakah dari harga atau segala macam. Tapi detail untuk kenaikan harga berapa belum ada," ucap Jonfis.
Menurut Jonfis, tarif pajak baru tidak akan menghambat masuknya mobil impor Honda ke Indonesia. Kata dia HPM mempunyai aturan sendiri, yaitu kuota impor tiga persen dari jumlah produksi di Indonesia.
"Jadi rasanya tidak ada masalah. Hanya tiga persen, jadi bagi kami tidak ada dampak," ucap Jonfis.
Jonfis memastikan bahwa harga jual model Honda di Indonesia yang sudah dirakit lokal belum naik. HPM bakal bertahan dengan harga lama sambil memantau pergerakan pemerintah dalam memperbaiki nilai tukar rupiah. Meski begitu, Jonfis belum bisa menarik kesimpulan sampai kapan bisa bertahan.
"Jadi kami masih memonitor karena kan pemerintah juga mencoba untuk mengintervensi. Tapi kami dukung soal peraturan impor ini karena kan penyebabnya nilai tukar rupiah yang turun naik," kata Jonfis.(fea)