2 Investor Otomotif Incar Ekspor Australia dari Indonesia

Tim | CNN Indonesia
Selasa, 25 Sep 2018 13:18 WIB
Dua investor itu disebut Kemenperin sebagai 'pemain lama' yang akan meningkatkan investasinya.
Ilustrasi ekspor kendaraan dari Indonesia. (Foto: CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hyundai Motor Company bukan satu-satunya investor asing yang bakal menanamkan dana segar di Indonesia. Setidaknya ada dua pihak lain yang siap melakukan hal sama.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin Putu Juli Ardika mengungkap hal itu. Lebih jauh dia mengatakan kedua pihak merupakan pemain lama di industri otomotif dalam negeri walau belum dibeberkan identitasnya.


"Sebenarnya sudah ada di Indonesia, tapi selama ini mereka impor," kata Putu saat ditemui di kawasan Mh Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (24/9). 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putu memang belum dapat berkomentar lebih jauh mengenai siapa dua investor tersebut. Namun bisa dipastikan asalnya dari kawasan Asia Pasifik dan Eropa.


Putu menyampaikan kedua investor itu sudah melakukan penjajakan cukup dalam ke pemerintah Indonesia. Selain itu mereka juga sudah merasa cocok dengan segala regulasi yang ada, salah satunya Peraturan Menteri Keuangan No.35 tahun 2018 tentang insentif tax holiday.


Dukungan pemerintah lewat regulasi dan insentif dirasa mendorong niat kedua investor tersebut untuk menanamkan modal.

"Jadi kajiannya sudah lama, tinggal mereka saja memutuskan. Mereka juga udah match dengan aturan kami baik yang sekarang dengan yang akan datang," ucap Putu. 

Ekspor ke Australia

Putu melanjutkan, investasi yang akan dibuat oleh kedua investor tersebut nampaknya lebih ditujukan untuk memenuhi pasar ekspor, bukan domestik. Namun detail terkait soal itu lagi-lagi belum bisa dijelaskan lebih jauh.

Putu mengatakan mereka tergiur dengan perjanjian kerja sama komprehensif antara Indonesia dan Australia (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement/ IA CEPA) yang bakal diteken November mendatang.


Seperti diketahui, melalui perjanjian tersebut sejumlah produk Indonesia bakal memperoleh pembebasan bea masuk ke Negara Kangguru, antara lain produk garmen dan otomotif.

"Jadi mereka itu lebih ditujukan untuk eksporlah lah ya," ujar Putu.

Saat ini dari data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa ekspor mobil 2017 sebesar 231,2 ribu unit atau meningkat 18,94 persen dibanding 2016 sebanyak 194,4 ribu unit. Sementara produksi mobil di dalam negeri 2017 tercatat 1,21 juta unit. (ryh/fea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER