Pemerintah Kaji Perbaikan Kualitas V-belt Skutik

Febri Ardani | CNN Indonesia
Jumat, 24 Agu 2018 14:10 WIB
Untuk memperbaiki kualitas dan meningkatkan pemanfaatan perkebunan karet di dalam negeri.
Dua karyawan di pabrik produksi Astra Honda Motor. (Dok. Honda)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang mengkaji pengembangan dan penelitian (litbang) kualitas komponen penting dalam sistem sepeda motor model skuter matik (skutik) yaitu V-Belt. Penelitian dirasa perlu sebab saat ini skutik sangat mendominasi penjualan motor di dalam negeri.

V-Belt pada skutik merupakan komponen yang memindahkan tenaga mesin untuk menggerakan roda. Peran V-Belt seperti guna rantai pada motor konvensional.

Pada 2017, penjualan motor di Indonesia mencapai 5,8 juta unit, sementara skutik mewakili 4,5 juta unit atau 82 persen dari hasil itu. Meningkatkan kualitas V-belt skutik diharapkan dapat memacu daya saing produk otomotif nasional untuk dalam negeri ataupun global.
Menurut Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara, kualitas serat karet dan reologi (kajian perubahan bentuk) komponen V-Belt perlu dimaksimalkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Litbang soal V-Belt dilakukan oleh salah satu dari 11 balai Kemenperin, yaitu Balai Besar Kulit Karet dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta yang bekerja sama dengan PT Bando Indonesia. Riset yang dilakukan mencari variasi perbandingan polimer karet alam atau Natural Rubber (NR) dan Compression Rubber (CR) untuk produksi v-Belt.

Selain itu, penggunaan akselerator dan sulfur juga dilakukan untuk menghasilkan karet dengan sifat reologi yang baik sehingga mampu melekat dengan sempurna.
Modifikasi serat alam dan campuran serat sintetis diyakini Ngakan dapat menelurkan formula terbaik dengan komparasi Parts per Hundred Rubber (phr) antara Crumb Rubber (CR) atau karet remah dan Ribbed Smoked Sheet I (RSS I) sebesar 70:30. Formula hasil penelitian itu telah diuji dan disesuaikan dengan standar JASO E-107 yang merupakan standar untuk Automotive V-belts Grooves - Shape and Dimensions keluaran Japan Automobile Standar Organization (JASO).

Riset ini dikatakan juga mendukung penyerapan serat alam dari perkebunan karet di dalam negeri yang luasnya mencapai 3,6 juta hektare dengan produksi 3,6 juta ton pada 2017. 

"Maka penelitian ini sangat berpotensi digunakan untuk mendukung program hilirisasi produk berbasis karet," ucap Ngakan, dalam keterangan resmi Kemenperin, Kamis (23/8). (mik)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER