Harga Xpander Naik Usai Avanza, Ertiga, dan Mobilio Meluncur

CNN Indonesia
Jumat, 15 Mar 2019 09:33 WIB
Mitsubishi Xpander mengalami kenaikan harga Maret ini usai peluncuran desain baru dari para pesaingnya, Avanza, Ertiga, Mobilio.
Mitsubishi Xpander (CNN Indonesia/Rayhand Purnama Karim JP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mobil terlaris Mitsubishi, Xpander, diketahui mengalami kenaikan harga pada Maret. Kenaikan harga yang berkisar Rp2 juta itu terjadi usai peluncuran desain baru Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Suzuki Ertiga, dan Honda Mobilio terjadi pada Januari dan Februari.

Pada (13/2), Mitsubishi melego Xpander mulai Rp204,1 juta hingga Rp258,9 juta. Namun pada (21/2) harga Xpander naik menjadi Rp206,1 juta sampai Rp260,9 juta.

Budi Daulay, Head of Sales and Marketing Region 1 Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengatakan kenaikan harga merupakan hal wajar bagi sebuah produk otomotif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenaikan harga, dijelaskan Budi disebabkan berbagai faktor seperti nilai tukar rupiah hingga penyesuaian pajak Bea Balik Nama (BBN) yang sudah rutin dipertimbangkan setiap tahun.

Menurutnya setiap pergantian tahun pasti ada kenaikan harga dan itu disebabkan BBN. Masing-masing daerah punya hitungan pajaknya sendiri.

Tahun lalu Mitsubishi tercatat telah beberapa kali menaikan harga produknya. Kenaikan harga bervariasi mulai Rp3 juta sampai Rp5 juta.

Kenaikan harga itu tidak hanya disebabkan BBN, pada 2018 ketetapan harga mobil Mitsubishi juga dipengaruhi anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"Misalnya kuarter satu antara Februari-Maret memang ada penyesuaian karena hampir di setiap daerah mulai mengeluarkan pajak baru. Porsinya lebih banyak ke penyesuaian tarif saja," kata Budi di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Kamis (14/3).

Director of Sales & Marketing Division MMKSI Irwan Kuncoro menuturkan bahwa karena BBN kenaikan harga setiap tahun tak bisa dihindari. Menurut Irwan kenaikan harga merupakan sesuatu yang bisa dimaklumi konsumen.

"Bahwa itu hanya untuk BBN atau faktor lain tapi intinya buat konsumen hal biasa kalau setiap tahun ada kenaikan. Kalau enggak nanti bagaimana dong masa produk yang lama lebih mahal atau sama dengan produksi baru," ucap Irwan.

Irwan mengaku 'tidak peduli' berapa kali pihaknya menaikan harga. Menurut dia sudah jadi kewajiban produsen menyesuaikan harga jual dengan BBN yang ditetapkan pemerintah.

"Pokoknya harga kami selalu melihat daya beli konsumen dan kami tetap juga memperhatikan kompetitif dengan kompetitor. Tidak ada sesuatu yang spesial dengan kenaikan harga. Ini hal biasa," kata Irwan.

Dealer ke-128 Rp75 M

Kendati produk andalan kian mahal, di sisi lain Mitsubishi terus berupaya memasarkan lebih banyak produknya di pasar Indonesia. Merek asal Jepang ini sudah menyiapkan strategi salah satunya melalui pengembangan dealer.

Setia Hariadi, Head of Dealer Development Department MMKSI, mengatakan, hingga akhir tahun fiskal 2019 target pembangunan dealer mencapai 153 outlet.

Dealer Mitsubishi, menurut Setya bakal didirikan di kota-kota besar hingga daerah penyangga. Salah satu jaringan terbaru Mitsubishi atau dealer ke-128 terletak di daerah Pondok Cabe, Tangerang dengan nilai investasi mencapai Rp75 miliar.

Menurut Setya masing-masing dealer Mitsubishi mempunyai range 'harga' beda-beda. Nilai investasi tergantung di lokasi mana bangunan didirikan.

"Sampai sekarang sebetulnya sudah 130 outlet yang sudah operasi. Tapi yang baru diresmikan 128 dealer. Dan nilai sebuah dealer itu yang membuat mahal tentu dari tanah, kalau dekat kota pasti akan lebih mahal harganya," kata Setya. (ryh/fea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER