Jakarta, CNN Indonesia -- Seiring perkembangan regulasi di banyak negara yang menginginkan mobil semakin hijau, mesin-mesin berkapasitas besar pada model performa mulai cenderung dianggap tidak masuk akal. Meski begitu, salah satu produsen
supercar tersohor di dunia,
Ferrari, menyatakan komitmennya mempertahankan mesin V12.
Ferrari memilih bertahan, sama seperti kompatriotnya, Lamborghini, yang sudah menyatakan hal serupa sebelumnya. Keputusan keduanya beda jalur dari produsen premium seperti Mercedes-Benz dan BMW yang sudah mulai berpikir menyingkirkan mesin 12 silinder yang ditata seperti huruf 'V' itu dari daftar pilihan.
"Mesin
naturally aspirated V12 bukanlah mesin
downsized [pengecilan kapasitas], dan buat saya, itu tidak masuk akal buat hybrid. Kami akan bertarung buat V12, tentu saja. Kami akan melakukan apapun agar bisa mempertahankannya sebagai inti merek kami. Tetapi menjadikan V12 hybrid? Saya tidak melihat hal itu terjadi," ucap Michael Leiters, Direktur Teknik Ferrari, diberitakan
Motor1 dari
Top Gear.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ferrari percaya teknologi hybrid dengan mesin besar bukan ramuan yang bagus buat masa depan. Hal itu diungkap walaupun disadari produsen asal Italia ini sudah pernah merancang LaFerrari dengan 949 tenaga kuda yang dihasilkan dari kombinasi mesin V12 6.300 cc dan satu motor listrik.
Ferrari disebut bakal fokus pada V12, namun mesin lebih kecil yang mendapat sentuhan pengembangan teknologi hybrid.
"Bila Anda mau memaksimalkan keuntungan dari sistem gerak listrik, Anda perlu melakukannya dengan mesin
downsized, kalau tidak itu tidak masuk akal. LaFerrari adalah hybrid untuk performa. Pada masa depan, kami dipaksa mempertimbangkan emisi dan bila Anda mau memanfaatkan keuntungan CO2, Anda perlu
downsized," kata Leiters.
Lamborghini sebelumnya menyebut bakal mempertahankan mesin V12 selama masih bisa sesuai dengan skala bisnis dan memungkinkan dari pandangan ekologi. Menurut Lamborghini mesin V12 secara teknis bisa diolah hingga sesuai batas emisi Euro VI, meski begitu belum diketahui bagaimana bila regulasi mengetat lagi.
(ryh/fea)