Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Jepang dilaporkan punya andil dalam pembatalan upaya merger antara
Renault dan
Fiat Chrysler Automobiles yang bisa saja terjadi pada awal bulan ini.
Bloomberg pada Jumat (21/6), menjelaskan dari berbagai sumber, pernikahan keduanya bisa saja merugikan
Nissan.
Jepang dikatakan memberikan signal kekhawatiran atas merger kepada pemerintah Prancis yang merupakan pemegang saham terkuat Renault. Prancis kemudian meminta jeda pembicaraan merger sambil berupaya memenangkan dukungan Nissan, hal itu lantas ditanggapi dengan penarikan proposal dari Fiat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peran Jepang, yang baru terungkap saat ini, dikatakan menyoroti hambatan dimulainya kembali pembicaraan merger. Ini juga disebut membuktikan bahwa Prancis dan Jepang sepakat melindungi produsen lokal mereka masing-masing yang sudah menjalin aliansi selama dua dekade.
Sumber dari kementerian perindustrian Jepang menolak memberikan komentar, begitu pula dengan sumber dari kementerian keuangan Prancis.
Renault dan Prancis saat ini fokus memperbaiki hubungan mereka dengan Nissan usai penangkapan Carlos Ghosn sejak November 2018. Ketegangan muncul saat Chairman terbaru Renault, Jean-Dominique Senard, menekan Nissan tentang merger yang tidak disetujui, kemudian mendekati Fiat tanpa bilang ke Nissan.
Hubungan makin tegang pada awal bulan ini ketika Senard mengancam memblokir manajemen baru Nissan pada rapat pemegang saham.
Nissan terus bersikap tenang menanggapi upaya merger Renault dan Fiat. Perwakilan Nissan yang ada di Renault memutuskan untuk abstain saat rapat penentuan merger digelar.
Dialog antara pejabat resmi Jepang membantu Prancis mengerti posisi Nissan, kemudian membuat Prancis menunda upaya merger.
(fea)