Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan
Prancis Bruno Le Maire mendesak Renault untuk mendukung reformasi tata kelola
Nissan. Ia mengatakan pihaknya akan memberi dukungan demi masa depan perusahaan aliansi tersebut.
Sejak penangkapan mantan bos Renault, Carlos Ghosn atas tuduhan pelanggaran keuangan di perusahaan Nissan, aliansi otomotif itu telah berada di bawah 'tekanan' yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Nissan dikabarkan menuduh Renault terlalu banyak menanggung beban dalam aliansi tersebut, hingga akhirnya menerapkan strategi akan menjalin kerja sama Fiat Chrysler Automobiles (FCA), namun akhirnya kandas sebab mendapat penolakan dari sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Le Maire dikutip dari
AFP, Selasa (18/6), mengatakan kepada radio Europe 1 bahwa ia mendesak Renault -yang memiliki 43 persen Nissan- mendukung reformasi ketika mereka akan memberikan suara pada pertemuan pemegang saham tahunan Nissan (RUPS) pada 25 Juni.
Seperti diketahui, Prancis memiliki 15 persen saham Renault, sedangkan Renault mempunyai 43 persen saham Nissan.
"Saya ingin Renault dapat memberikan suara positif saat perubahan tata kelola Nissan karena itu akan mengirimkan tanda positif pada penguatan aliansi," kata Le Maire.
Nissan ingin membentuk tiga komite internal baru untuk mencegah terulangnya kasus 'pelanggaran' Ghosn. Pria berdarah campuran Brasil-Prancis itu saat ini sedang menghadapi persidangan di Jepang dengan tuduhan menggunakan dana perusahaan Nissan untuk pengeluaran pribadi, yang belakangan dibantah oleh Ghosn.
mengatakan menyakini bahwa perusahaannya dan Nissan akan mencapai kesepakatan tentang komposisi komite dewan utama pembuat mobil Jepang.
Pada pertemuan umum tahunan Renault minggu lalu, Senard berusaha merajut kembali hubungan aliansi agar lebih harmonis dan melupakan pil pahit yang dirasakan sejauh ini sejak penangkapan Ghosn di Tokyo, Jepang.
Sementara Le Maire menegaskan bahwa membangun aliansi yang lebih baik adalah prioritas negaranya.
"Begitu aliansi telah diperkuat dan soliditas tidak diragukan lagi dan baru kita dapat memikirkan konsolidasi," tutup Le Maire.
(mik)