Jakarta, CNN Indonesia -- Toyota Astra Motor (
TAM) menilai fitur
air circulator masih bisa memenuhi kebutuhan kontrol suhu di kabin
Calya yang muat tujuh penumpang. Fitur seperti AC
double blower yang sudah umum ada di mobil-mobil lain dirasa belum dibutuhkan dan tidak termasuk pengembangan pada desain
minor change Calya.
Air circulator berbeda dari
double blower meski letak keduanya sama yakni di plafon. Cara kerja
air circulator tanpa evaporator pada Calya yakni mengisap embusan udara dingin yang dikeluarkan ventilasi AC di dasbor lalu ditiup ke area belakang kabin sebab itu fitur ini kerap diibaratkan sebagai kipas angin.
Cara kerja itu berbeda dari
double blower yang mendapat suplai udara dingin langsung dari kompresor AC yang terkoneksi dengan mesin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Udara dingin yang dihasilkan
air circulator sangat tergantung kinerja ventilasi AC di dasbor. Selama proses mengalirkan udara dingin ke kabin belakang memungkinkan terjadi penurunan suhu.
Penurunan suhu itu diketahui banyak dikeluhkan pengguna Calya, salah satunya berasal dari sopir taksi
online yang banyak mendapatkan komentar dari penumpang yang berpengalaman duduk di baris ketiga.
Menurut Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi penggunaan
air circulator pada Calya menuai pro dan kontra. Namun kata dia, penurunan suhu yang terjadi masih bisa diterima.
"Jadi lebih banyak masukkan konsumen memang merasa terbiasa dengan
double blower tapi dari ukuran sisi penurunan suhu sendiri sebenarnya masih bisa diterima, yang kami harapkan," ucap Anton saat peluncuran Calya baru di Jakarta, Senin (16/9).
Penggunaan
air circulator dipahami sebagai alternatif kontrol suhu di kabin untuk menekan biaya produksi Calya yang dilakukan oleh Astra Daihatsu Motor (ADM). Calya merupakan produk Low Cost Green Car (LCGC) yang desain awalnya disesuaikan spesifikasi tertentu yang sudah ditetapkan pemerintah.
Anton menyampaikan ada hal yang dipertimbangkan untuk menambah fitur
double blower pada Calya, yaitu soal konsumsi bahan bakar. Salah satu efek
double blower diketahui bikin berat kerja mesin yang bisa menambah konsumsi bahan bakar.
Perlu dipahami Calya merupakan produk LCGC yang diwajibkan konsumsi bahan bakarnya 20 kilometer per liter. Syarat itu mesti dipenuhi agar produk ini bisa dijual tanpa beban Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
"Karena kalau kami tambahkan
double blower sebenarnya ada hal lain yang dikorbankan, contohnya adalah konsumsi bahan bakar. Itu yang mungkin kami pertimbangkan sehingga saat ini kami masih mempergunakan
air conditioning yang ada sekarang. Rasanya masih bisa memenuhi pendinginannya, tapi bisa mempertahankan konsumsi bahan bakar yang sangat baik," ucap Anton.
ADM yang meluncurkan Sigra pada hari yang sama juga diketahui tidak mengubah fitur
air circulator. "Jadi ini soal harga. Lagi pula tidak ada keluhan konsumen atas penggunaan
air circulator," ucap Direktur Pemasaran ADM Amelia Tjandra.
(fea)