Respons Industri Otomotif Soal Negara Impor Ventilator

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jun 2020 06:11 WIB
Karyawan menunjukkan penggunaan Pindad Ventilator Resusitator Manual (VRM) di Bandung, Jawa Barat, Jumat (24/4/2020). Pindad VRM yang dirancang dan dikembangkan bersama tim ahli medis dari RSU Pindad ini merupakan alat bantu pernapasan bagi pasien COVID-19 dan saat ini sedang dalam proses uji coba kelaikan ke Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Pindad VRM ini dibandrol hanya dengan harga Rp10 juta per unit. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/wsj. *** Local Caption ***
Ilustrasi ventilator. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen otomotif merespons keputusan pemerintah yang memilih impor alat kesehatan penanganan corona (Covid-19), termasuk ventilator, ketimbang menggunakan produksi lokal.

Bagi produsen otomotif, salah satunya Toyota, seharusnya pemerintah mengoptimalkan produk buatan dalam negeri. Toyota diketahui menjadi salah satu pihak yang menyatakan komitmen membantu pembuatan ventilator di Indonesia.


"Yah kalau bisa di dilokalisasi lebih baik karena masa Covid-19 ini kalau pakai momentum meningkatkan kemandirian industri alkes kita," kata Bob melalui pesan singkat, Rabu (24/6).Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan masa pandemi ini seharusnya menjadi momentum dalam meningkatkan kemandirian industri alat kesehatan dalam negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Toyota bersama Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) masuk dalam daftar produsen otomotif Indonesia yang menyatakan siap memproduksi ventilator di dalam negeri.

AISI dan Gaikindo hingga kini belum memberi keterangan saat dikonfirmasi soal hal tersebut.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier sebelumnya bilang sejauh ini komitmen dari sektor otomotif baru dinyatakan oleh ketiga pihak itu. Ketiganya disebut berjanji akan membantu memasok komponen ventilator.

Impor ventilator oleh pemerintah sebelumnya diungkap Menteri Riset dan Teknologi sekaligus Ketua Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro. Bambang mengatakan pemerintah terbiasa membeli alat kesehatan dari luar negeri terkait pengobatan pasien corona dibandingkan menggunakan produksi Tanah Air atau lokal.

Menurut Bambang ventilator sebagai alat bantu penanganan Covid-19 diboyong dari luar negeri sebab para peneliti maupun perekayasa asal Indonesia tidak diminta pemerintah untuk membuat ventilator tersebut.

"Triple Helix di Indonesia belum jalan ya. Kenapa kita enggak pernah bikin ventilator? Penyebabnya simpel, enggak pernah ada yang minta ventilator di Indonesia," tegas Bambang saat acara Penanggulangan Covid-19 Berbasis Pengetahuan dan Inovasi secara virtual, Senin (22/6).

"Karena setiap kali butuh ventilator langsung beli dari luar negeri dan itu sudah menjadi kebiasaan, norma seolah-olah 'Oh kalo ventilator Indonesia enggak bisa bikin, beli saja dari luar'," sambung dia.

(ryh/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER