Produsen Mobil Diesel RI Sebut Tak Terlibat Uji D-100

CNN Indonesia
Rabu, 22 Jul 2020 13:47 WIB
Ilustrasi Grab Car di Lounge Mall Grand Indonesia, Jakarta, 28 Maret 2019.
Ilustrasi pengisian bahan bakar. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Produsen mobil bermesin diesel di dalam negeri mengaku belum dilibatkan terlibat dalam pengembangan bahan bakar jenis baru racikan Pertamina yakni D-100. Para produsen mengatakan mesti mempelajari lebih dalam mengenai dampak D-100 bila akhirnya dijual umum di dalam negeri.

D-100 merupakan bahan bakar nabati (BBN) yang dibuat Pertamina dari produksi Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil (RBDPO). RBDPO adalah minyak kelapa sawit atau CPO yang telah diolah sehingga kehilangan getah, kotoran, dan bau.

Pertamina mampu menghasilkan RBDPO 100 persen hingga 1.000 barel per hari di fasilitas kilang di Dumai, Riau.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan keterangan Pertamina, D-100 dibuat dari campuran 20 persen D-100, 50 persen Dexlite, dan 30 persen FAME (fatty acid methyl ester).

Pertamina telah pengujian D-100 pada Toyota Innova produksi 2017 bermesin diesel pada 14 Juli sejauh 300 km. Pertamina mengklaim Cetane Number pada D-100 minimal di angka 60, itu lebih tinggi dari Dexlite sebesar 51.

Selain itu dikatakan juga dari hasil uji emisi kendaraan, kepekatan asap gas buang turun 1,7 persen.

Dony Hermawan, Head of PR & CSR pemegang merek Mitsubishi Fuso, Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), mengatakan pihaknya masih memantau pengujian D-100 hingga 100 persen. Sejauh ini KTB dikatakan belum terlibat.

"Kalau ditanya pendapat KTB, secara internal kami memang belum ada diskusi lebih jauh mengenai hal ini," kata Dony melalui pesan singkat, Rabu (22/7).

"Jadi update ya seperti apa, jadi kami akan monitor terus issue ini, kami kaji dulu, analisis di tim internal KTB, dari berbagai sisi juga akan dilihat termasuk bagaimana Gaikindo melihat hal ini misalnya," kata dia.

Dony juga bilang pengujian pertamina baru pada tahap uji performa, sementara masih perlu kajian untuk skala industri. KTB dikatakan bakal mengikuti ketentuan pemerintah, sama seperti pengembangan biodiesel 20 persen (B20) dan 30 persen (B30).

Pihak Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) juga belum bisa menarik kesimpulan dalam pandangan bisnis dan produk terkait pengujian D-100 oleh pertamina. Puti Annisa Moeloek dari divisi komunikasi pemasaran IAMI juga mengatakan perusahaannya belum dilibatkan dalam pengujian.

"Jadi untuk yang D100 kami belum tahu, belum mempelajari apa-apa," kata Puti.

[Gambas:Instagram]

Toyota

Kendati pengujian D-100 oleh Pertamina menggunakan Innova, produsen mobil Toyota, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menjelaskan hal itu tidak melibatkan perusahaan.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal TMMIN Bob Azam mengatakan Innova yang digunakan Pertamina bukan hibah dari Toyota. Dia sebut kemungkinan itu mobil itu milik Pertamina sendiri.

"Jadi kami tidak join, kami ikut yang B30," kata Bob.

Selain soal Cetane Number yang lebih baik dan asap knalpot lebih ramah lingkungan, Pertamina juga mengatakan pengemudi mobil dengan bahan bakar D-100 merasa nyaman selama berkendara karena tidak ada bising berlebihan.

Selain itu, tarikan mesin disebut lebih bertenaga dan asap buangan knalpot tetap bersih meski mobil sedang digunakan dalam putaran mesin tinggi.

Deputi CEO Kilang Pertamina Internasional (KPI) Budi Santoso Syarif melalui keterangan resmi menjelaskan D-100 dapat memenuhi kebutuhan green energy di Indonesia. Produk ini juga dikatakan sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang mau negara mengoptimalkan sumber daya alamnya sendiri untuk menciptakan kedaulatan energi.

"Ini adalah yang pertama di Indonesia dan hanya sedikit perusahaan yang dapat melakukannya," ucap Budi.

(ryh/ryh/dal/fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER