Mantan CEO aliansi Nissan dan Renault yang kontroversial, Carlos Ghosn, mengejek kondisi terkini kedua perusahaan tersebut dengan menyebutnya 'menyedihkan'. Menurut Ghosn kedua perusahaan itu saat ini kekurangan kepemimpinan karena dampak pandemi Covid-19.
"Ada masalah kepercayaan diri pasar di dalam aliansi. Pribadi, saya menemukan hasil Nissan dan Renault menyedihkan. Kedua perusahaan mencari ke dalam. Tidak ada lagi campuran manajemen yang sebenarnya antara Renault dan Nissan, tetapi hanya jarak yang jauh," kata Ghosn kepada surat kabar Le Parisien seperti dilansir dari Autonews.com, Senin (20/7).
"Semua pemanufaktur itu menghadapi krisis Covid yang sama, tapi Renault dan Nissan menderita lebih dari yang lain,' ucap Ghosn.Ghosn membandingkan kejatuhan saham Nissan sebesar 55 persen dan Renault 70 persen dari November 2018 hingga Juni 2020 dengan General Motors 12 persen dan Toyota 15 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghosn saat ini berada di Libanon usai kabur secara dramatis pada akhir tahun lalu dari Jepang. Dia ditangkap otoritas Jepang atas tuduhan penyalahgunaan finansial perusahaan pada November 2018.
Ghosn lari dari Jepang sebab merasa dipermainkan Nissan dan proses hukum setempat. Jepang saat ini tengah berupaya melanjutkan proses peradilan Ghosn, namun diketahui Libanon dan Jepang tak punya perjanjian ekstradisi.
Jepang telah meminta kepada Amerika Serikat, rekan negara dengan perjanjian ekstradisi, untuk mengekstradisi kontraktor sekuriti dan mantan anggota kesatuan khusus Michael Taylor beserta anaknya Peter Taylor.
Kedua orang itu telah ditangkap di AS karena perannya membantu Ghosn melarikan diri dari Jepang.
(fea)