Ban vulkanisir besutan Tim Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) membuat decak kagum sebab dapat 'menggelinding' tanpa diisi udara. Ban antiranjau ini mulai dikembangkan TNI sejak tahun lalu, namun uji coba dilakukan pada awal 2020.
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar mengatakan pembuatan ban tanpa udara terinspirasi produsen ban internasional Michelin. Perusahaan ban asal Prancis ini diketahui telah mengembangkan ban tanpa udara untuk penggunaan mobil pribadi sejak beberapa tahun silam.
Michelin menggandeng General Motors (GM) dalam pengembangan ban prototipe Uptis (Unique Puncture-proof Tire System).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari segi bentuk, ban tanpa udara Poltekad menyerupai buatan Michelin lantaran memiliki struktur berongga laiknya jari-jari pelek. GM dan Michelin terpantau sudah melakukan uji coba terhadap proyek ban itu sejak tahun lalu.
"Ya yang Prancis sudah buat. Nah kami nyoba buat juga siapa tau kualitasnya tidak kalah," kata Nugraha melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
Dengan membuat sendiri di dalam negeri, Nugraha menekankan masyarakat nantinya tidak akan tergantung dengan produk luar negeri. Hal ini akan memperkecil kebutuhan ban tanpa udara impor lantaran di Tanah Air.
"Maksudnya kita ini di Indonesia tidak usah tergantung produk luar, tapi bangga dengan produk dalam negeri sendiri," ucapnya.
Ia meyakini kualitas komponen otomotif buatan anak didik Poltekad tidak akan kalah dengan asing. Semua dapat dibuat jika mau belajar.
"Kita canggih juga. Kesannya orang luar negeri hebat, tidak juga kok," ujar Nugraha.
Uji coba ban tanpa udara TNI Angkatan Darat (AD) sudah dilakukan pada pikap kabin ganda mengitari area perkotaan di Batu, Jawa Timur selama hampir dua jam dengan rata-rata kecepatan 40-50 km per jam.
Hasil uji coba sementara, ban diklaim mampu menggilas paku atau benda tajam lain, bahkan tidak rusak seketika saat ditembak senjata api. Ban ini juga mampu mampu menahan beban dua sampai empat ton.
Nugraha bilang pihaknya masih terus mengembangkan ban tersebut. Jika ada restu pimpinan, harapannya kreasi Poltekad ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan produsen ban Tanah Air hingga ujungnya masuk dapur produksi.
(ryh/mik)