Ban tanpa udara rancangan Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) Kodiklat TNI AD diproduksi dengan cara vulkanisir. Vulkanisir atau retread tire merupakan istilah yang digunakan untuk proses produksi ban bekas dengan cara mengganti bagian tapaknya menggunakan komponen baru.
Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar menjelaskan pembuatan ban tanpa udara dilakukan dengan teknologi, peralatan, dan material sederhana.
Struktur ban tanpa udara yang bentuknya seperti sarang lebah disebut dibuat dari karet dengan campuran senyawa kimia. Struktur yang membedakannya dari ban biasa ini berperan seperti jari-jari pada pelek, jadi mesti dibuat lentur dan kuat untuk menahan beban kendaraan serta gerakan manuver.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat proses pembuatan struktur itu pelek custom berukuran kecil diletakkan di bagian tengah alat pencetak. Lalu 'adonan' karet dan senyawa kimia tersebut dituangkan untuk menyatukannya dengan pelek.
Pelek itu, kata Nugraha, dibuat sendiri menyesuaikan as roda buatan produsen mobil dan rancangan struktur ban tanpa udara.
Setelah struktur menempel pada pelek, lalu area tapak dilakukan proses vulkanisir. Beda dari vulkanisir pada ban biasa yang menggunakan ban bekas, pembuatan ban tanpa udara ini dilakukan pada rancangan sendiri.
Proses awal pembuatan itu dikatakan Nugraha tidak berjalan langsung mulus. Para siswa Poltekad disebut sempat gagal karena olahan terlalu empuk atau struktur tidak kuat menempel karena menggunakan lem.
Formula ban tanpa udara terkini sudah diuji pikap kabin ganda, diklaim kuat menahan beban sampai 4 ton. Pengujian dilakukan di Batu, Jawa Timur.
![]() |
Nugraha menjelaskan proses produksi ban tanpa udara sudah dilakukan sejak 2019. Kemudian proses pengujian telah dikerjakan pada awal 2020 dan terus dilakukan penyempurnaan.
Desain ban tanpa udara ini memiliki kelebihan untuk kebutuhan militer, yakni tahan tusukan benda tajam dan diklaim 'kebal' peluru. Nugraha menyatakan ban tanpa udara ini terinspirasi desain yang dibuat pemanufaktur ban global.
"Kami nyoba buat juga, kalau kualitasnya tidak kalah. Jadi kita bangga juga dengan produk dalam negeri," kata Nugraha pada Kamis (16/7).
(fea)