Google Indonesia menyimpulkan berdasarkan survei bahwa konsumen mobil di dalam negeri semakin berani membeli mobil secara online semasa pandemi virus corona (Covid-19). Hal ini juga sejalan dengan keinginan konsumen yang mau peningkatan kualitas website resmi produsen.
Dari hasil survei yang dilakukan Google Indonesia pada April, sebanyak 31 persen dari 1.000 responden memilih membeli mobil online. Lantas pada Juli meningkat menjadi 43 persen.
"Pada 2020 terjadi peningkatan. April itu yang [mau beli mobil] online 31 persen, ini sudah cukup tinggi dibanding 2019 cuma 4 persen. Lalu kita tanya lagi pada Juli naik lagi 43 persen," kata Yudistira Adi N Industri Manager Automotive Google Indonesia dalam diskusi online, Jumat (14/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 43 persen pada Juli itu, sebanyak 71 persen mau membeli mobil melalui situs resmi dealer, sementara 28 persen lainnya memilih jalur e-commerce.
Menurut Yudistira peningkatan minat beli mobil online ini berubah signifikan dari survei yang dilakukan pada 2019. Saat itu 96 persen responden hanya mau membeli mobil di dealer, sementara 4 persen berani melakukannya online.
Lalu survei lainnya juga menjelaskan pada Juni sebesar 36 persen responden menginginkan website resmi produsen mobil menyediakan lebih banyak informasi komprehensif.
"Salah satu yang menghambat orang beli mobil, mereka mau melakukannya di rumah. Sehingga info yang tadinya didapat di dealer, dia harap itu semua tersedia di web yang tersedia online," ujar Yudistira.
Yudistira mengatakan produsen mobil di Indonesia mesti menguatkan lagi strategi pemasaran online. Salah satu caranya meningkatkan pengalaman konsumen selama berselancar di website resmi menggunakan ponsel.
"Kendalanya kalau kita masukan [terlalu banyak informasi] di website, website jadi lemot. Salah satu hal yang bisa kita lihat lagi, kita lihat survei Google pada 2019 itu 85 persen riset pembelian mobil terjadi di mobile, jadi bukan hanya website harus lengkap tapi juga enak dibaca di hp," kata dia.
Survei Google Indonesia ini dilakukan pada April hingga Juli secara online pada 1.000 orang per bulan. Karakteristik responden yaitu 59 persen pria dan 41 persen wanita serta 64 persen berada di Pulau Jawa dan 34 persen di luar Pulau Jawa.
Klasifikasi usia responden yakni 18-24 tahun (20 persen), 25-34 tahun (27 persen), 35-44 tahun (23 persen), 45-54 tahun (18 persen), di atas 55 tahun (14 persen).
(fea/fea)