Praktisi keselamatan berkendara Jusri Pulubuhu menyarankan agar penumpang motor memeluk pengendara untuk alasan keselamatan dan kestabilan berkendara.
Sebab, hal itu dilakukan untuk menjaga keselarasan dalam berkendara, yakni antara sepeda motor, pengemudi, dan penumpang.
Ia bilang dengan posisi demikian penumpang dapat ikut 'menyatu' bersama sepeda motor yang dikendalikan pengendara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun begitu masih banyak 'boncenger' yang ogah melakukan itu dengan alasan tertentu.
"Nah kalau dia duduknya sudah salah, ya dia tidak bisa seimbang. Jadi tidak selaras dengan pengemudi yang bisa saja begerak tiba-tiba," kata Jusri melalui telepon, Rabu (30/12).
Selain merapatkan badan, ia juga bilang paha penumpang sebaiknya menjepit pinggul pengendara.
"Kalau tidak melakukan maka gampang sekali membuat kendaraan hilang keseimbangan saat pengendara melakukan manuver mendadak, entah ngerem atau belok tiba-tiba. Jangan sampai motor dan pengendara selaras, tapi penumpang enggak," ucap dia.
"Jadi tidak boleh berlawanan saat dibonceng, harus selaras mengikuti gerakan pengendara sesuai dengan gerakan kendaraannya," kata Jusri kemudian.
Jusri mengatakan jika itu tidak dapat dilakukan dengan alasan tertentu seperti 'bukan muhrim', paling tidak penumpang bisa menjepit pinggul pengendara dengan pahanya.
Sangat tidak disarankan duduk menyamping buat perempuan karena dapat mempengaruhi kestabilan pengendara.
"Kalau perempuan tidak bisa meluk pengendara nih, maka ada persyaratan lain yaitu kedua paha menjepit pinggul si pengendara. Tapi memang idealnya badan menyatu dengan punggung, lalu pinggulnya dijepit dengan paha. Tapi kalau tidak mau karena alasan tertentu, caranya ya paha jepit pinggul," ungkap Jusri.
(can/eks)