Bagi kebanyakan orang Indonesia nama Corolla pasti tak akan asing di telinga. Benar, Corolla merupakan salah satu produk andalan Toyota yang bermain pada segmen sedan dan tetap eksis sejak 1966 hingga sekarang.
Berpuluh-puluh tahun berlalu, Corolla nyatanya masih dipertahankan bahkan terus beregenerasi dengan gaya kekinian serta disusupi teknologi canggih.
Corolla terus berevolusi, yang kini punya versi hybrid dan muncul model selain sedan, yakni Sport Utility Vehicle (SUV) atau akrab disebut Corolla Cross.
Sejak diluncurkan, hingga generasi ke-12 nya saat ini, Corolla tidak pernah dilupakan para penggemarnya di dunia dan Tanah Air. Nama Corolla sendiri sudah kadung sukses di dunia, terbukti sejak diluncurkan hingga kini lebih dari 47,6 juta unit Corolla terjual di lebih dari 150 negara termasuk Indonesia per September 2019.
Di Tanah Air untuk periode yang sama populasinya mencapai 147 ribu unit.
Dari generasi ke generasi
Generasi pertama Corolla lahir di Jepang pada 1966. Mobil ini hadir dengan hadir desain lampu utama bulat dan letak spion di sebelah kap mesin.
Saat pertama kali dirilis mobil dibekali mesin berkapasitas 1.100 cc yang diberi kode KE10 untuk Sedan, KE15 untuk Coupe, atau KE16 untuk Wagon.
Kemudian jelang masa akhir generasi pertama pada 1970, Toyota memberikan facelift dengan menghadirkan Toyota Corolla bermesin bermesin 1.200 cc diberi kode KE11 untuk Sedan, KE18 untuk Wagon, dan KE17 untuk Sprinter Coupe.
Namun generasi pertama Corolla tidak hadir di Indonesia.
Sedan Corolla ini baru masuk Indonesia pada 1970 dan satu tahun berselang mulai dirakit di dalam negeri dengam model empat pintu.
Kemudian generasi berikutnya muncul pada 1980 sampai 1984. Corolla generasi ke-4 ini sangat ikonik dengan desainnya yang mengotak. Sepintas mirip BMW Seri 3.
Toyota menamakan Corolla DX dengan kode KE70. Corolla DX dibekali dengan mesin baru 4K berkapasitas 1.300 cc dengan sistem transmisi manual 4 percepatandan 5 percepatan.
Selanjutnya pada 1985 generasi kelima meluncur. Di masa itu sistem mekanis berpindah dari penggerak roda belakang ke depan yang juga menjadi era baru Corolla.
Lalu dua generasi baru Corolla berikutnya meluncur pada 1993 dan 1998. Di medio itu muncul Toyota Great Corolla, new Corolla, all new Corolla yang dikenang memiliki mata atau lampu depan bening.
Pada generasi kesembilan citra Toyota Corolla mulai bergeser dari sedan kompak keluarga menjadi sedan mewah elegan. Nama Corolla akhirnya digantikan dengan Corolla Altis. Bodinya pun mengembung atau lebih besar dengan lekukan khas mobil Jepang.
Generasi Corolla Altis muncul pada 2001, ditawarkan dua varian non-VVTi (2001-2003) dan facelift VVTi (2004-2006) dengan perbedaan pada gril, pelek, head unit dan tail-lights.
Kemudian pada rentang waktu 2007, 2014, dan 2019 generasi baru Corolla Altis terus dirilis.
Menjadi sedan kekinian, Corolla Altis menganut desain eksterior 'keen look' yang lebih tajam dengan sisi sporty. Di samping itu kapasitas mesin juga membengkak menjadi 1.798 cc dengan teknologi Dual VVT-i terbaru.
Pada 2019 Corolla Altis sudaj dilengkapi mesin hybrid, sementara 2020 hadir versi SUV.
Direktur Pemasaran Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi pernah mengatakan meski Corolla terus bertransformasi sejak dahulu hingga sekarang, ada satu sisi yang tidak hilang dan terus dipertahankan pada produk ini.
"DNA Corolla sebagai sedan yang punya rasa nyaman (saat dikendarai atau menjadi penumpang), dan konsep elegan terus dipertahankan," ucap Anton.
Mudah merawat Corolla
Meski generasi baru terus bermunculan, Corolla lawas saat ini juga banyak digandrungi. Salah satu penggunanya yakni M Lulut yang tak segan-segan 'membungkus' Corolla jadul hingga mengeluarkan uang ratusan juta.
Lulut mengaku sudah mengidamkan Corolla sejak 2007. Lalu pada 2019 ia membeli versi lawas Corolla produksi 1997 senilai Rp49 juta, dengan sejumlah "PR" untuk membuat mobil tampil maksimal.
Jika ditotal, ia sudah menghabiskan biaya lebih dari Rp100 juta untuk menyalurkan hobinya pada Corolla. Dana itu ia gunakan untuk berbagai hal termasuk menjaga orisinalitas mobilnya.
"Plus modifikasi juga, mulai dari kerok body, repaint, ganti parts yang sudah usang, rekondisi kaki-kaki, beli shockbreaker baru, ganti pelek, pasang sunroof, ganti jok Recaro, sampe upgrade audio," ujar Lulut.
Meski lawas, Lulut bilang perlihara Corolla sebetulnya sangatlah mudah. Sebab suku cadang originalnya masih banyak tersedia dan harganya terjangkau.
"Karena mesinnya sama dengan Great Corolla jadi suku cadangnya banyak ditemukan. Suku cadangnya juga tidak susah dicari dan sebenernya bisa pesen ke bengkel resmi Auto200, tapi pasti lebih mahal. Jadi lebih baik cari ke pusat-pusat onderdil," kata dia.
"Terus melihara Corolla gampang banget. Hampir semua bengkel pasti bisa benerin. Yang susah itu nyari aksesoris OEMnya seperti tempat sampah, talang air, sampai karpet. Jadi kalai merawat dan benerin gampang banget," sambung Lulut yang juga tergabung dalam Jakarta All New Corolla (JANC) itu.
Sepanjang kiprahnya, Toyota Corolla digemari lintas generasi. Tak sulit menemukan Corolla di jalan, karena memang mobil banyak yang mengkoleksi mobil ini.