Diskon pajak mobil baru menuai respons dari komunitas otomotif. Menurut mereka ketentuan yang ingin diberikan pemerintah mulai Maret 2021 itu tidak serta merta menjadi pertimbangan pembelian mobil baru.
Menurut perwakilan komunitas Chevrolet Spin Indonesia, Ian Ananta, membeli mobil butuh banyak pertimbangan, bukan hanya soal diskon pajak.
Untuk diketahui diskon pajak mobil baru yaitu relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang bakal berlaku pada Maret hingga November secara bertahap per tiga bulan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada periode Maret - Mei relaksasi PPnBM diberikan sebesar 100 persen, lalu pada Juni - Agustus relaksasi 50 persen, dan pada September - November 25 persen. Keringanan ini ditujukan untuk mobil jenis sedan dan 4x2 yang menggunakan mesin di bawah 1.500 cc.
Pada periode pertama diperkirakan harga mobil baru yang termasuk kategori bisa turun 10 - 20 persen. Harga bisa jadi lebih murah jika dealer memberi potongan diskon harga retail.
"Jadi kalau saya beli mobil bukan hanya melihat diskon, tapi lebih ke kebutuhannya untuk apa. Lihat juga fitur kenyamanan, safety, fitur lain, baru diskon jadi pertimbangan," kata Ian melalui pesan singkat, Selasa (16/2).
Ian justru mempertanyakan kenapa diskon tidak diberikan kepada mobil yang bermanfaat bagi lingkungan, dalam hal ini mobil listrik berserta turunannya.
"Jadi tidak bertolak belakang juga dengan tujuan menurunkan emisi gas buang di perkotaan," kata dia.
Sementara itu Lukman yusuf dari Glory Owners Indonesia (Glowin) mengatakan diskon pajak mobil baru bukan tidak mungkin memberi dampak negatif pada masyarakat.
"Pertama mobil bagi saya bukan suatu keharusan. Rakyat akan lebih terpuruk dengan pajak nol ini dan akhirnya memaksakan diri bagi yang tidak bisa nahan diri," kata Lukman.
(ryh/fea)