Hyundai Sebut Kona Listrik di RI Bebas Recall Masalah Baterai
Hyundai Motors Indonesia (HMID) menjamin mobil listrik Kona yang dipasarkan di Indonesia tidak terlibat recall global yang akan dijalankan prinsipal. Hyundai Motor Company sebelumnya diberitakan bakal menarik sekitar 82 ribu kendaraan listrik karena ada potensi kebakaran baterai.
Laporan CNN menyebut Hyundai akan melakukan recall pada kendaraan listrik produksi November 2017 hingga Maret 2020. Model yang terlibat recall ini termasuk Kona Electric, Ioniq Electric, dan bus Elec City.
GM Marketing Department HMID Astrid A. Wijana menjelaskan pihaknya telah berkoordinasi dengan prinsipal terkait rencana recall. Dari sana diperoleh informasi Kona Electric di Indonesia bebas recall.
"Terkait pemberitaan global mengenai recall Kona Electric yang terjadi. Kami sudah berkoordinasi dengan tim global Hyundai, dan kami ingin menginformasikan bahwa unit yang tersedia di Indonesia termasuk yang sudah diterima oleh konsumen aman dan tidak termasuk yang harus di-recall," kata Astrid saat dihubungi, Jumat (26/2).
Walau sudah menjamin Kona Electric, Astrid belum menegaskan status Ioniq Electric yang juga dijual di dalam negeri. Seperti diketahui mobil ini sudah dibeli banyak orang termasuk dijadikan kendaraan dinas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Recall 82 ribu unit ini buntut 15 laporan kasus kebakaran yang diduga berasal dari masalah baterai. Hyundai dalam pernyataan mengatakan penyelidikan atas kebakaran sudah dilakukan dan menunjukkan sel baterai buatan LG dapat rusak sehingga mengalami korsleting.
Sampai saat ini Hyundai menjelaskan masih melakukan pembicaraan dengan pemasok baterai LG Energy Solutions untuk menentukan pihak mana yang akan bertanggung jawab atas biaya tidak sedikit tersebut.
Perbaikan mobil konsumen saat recall dikatakan termasuk penggantian seluruh perangkat baterai yang merupakan komponen vital dan mahal pada kendaraan listrik.
Hyundai diperkirakan membutuhkan dana 1 triliun won Korea, atau sekitar US$900 juta (Rp12,8 triliun) untuk recall ini.
(ryh/fea)