Setir Kanan, Kelebihan Mobil Indonesia untuk Ekspor Australia
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan salah satu faktor pendukung Indonesia untuk ekspor mobil CBU ke Australia adalah sama-sama menggunakan setir kanan.
Kesamaan itu memudahkan proses produksi mobil karena produsen tak perlu lagi mendesain ulang desain mobil. Memindahkan posisi setir mobil, kendati bisa terasa sederhana, dalam proses produksinya tidaklah mudah.
Jika ingin memindahkan posisi setir, misalnya dari kanan ke kiri, produsen perlu merancang ulang dasbor, sistem kemudi, dan lainnya. Ini juga bisa berarti pabrik butuh jalur produksi baru.
"Australia merupakan negara yang dekat dengan Indonesia, yang penting sama setir kanan, jadi tidak perlu lagi membangun di pabrik fasilitas masing-masing itu yang bicara dari industri tersebut," kata Agus saat konferensi pers virtual, Kamis (11/3).
Peluang ekspor mobil CBU buatan Indonesia ke Australia sebenarnya sudah terbuka sejak Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) berlaku pada 5 Juli 2020.
Dalam perjanjian itu Australia menghapus bea masuk produk Indonesia yang bisa dimanfaatkan industri otomotif dalam negeri.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menjelaskan, produsen mobil di Indonesia belum memanfaatkan IA-CEPA lantaran masih ada beberapa masalah, misalnya belum dapat persetujuan prinsipal atau masih perlu penyesuaian produk sebab keinginan konsumen Australia atas mobil tidak sama dengan Indonesia.
Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan pada dasarnya pabrik di Indonesia sanggup mengekspor mobil CBU ke Australia jika dua masalah itu bisa terselesaikan.
Nangoi mengapresiasi inisiatif dari pihak Kemenperin yang melobi prinsipal produsen mobil Jepang untuk memperluas tujuan negara ekspor atas mobil yang dibuat di Indonesia. Kata Nangoi lobi pemerintah penting sebab bisa membuat para prinsipal berpikir mendukung Indonesia.
"Jadi sebenarnya kita mampu, cuma kita minta dikasih kesempatan," kata Nangoi.
Agus yang menjalani kunjungan kerja ke Jepang pada pekan lalu telah menyampaikan mendapat berbagai komitmen investasi, termasuk perluasan ekspor dari para prinsipal.
Toyota sudah berkomitmen menambah investasi di Indonesia sebesar Rp28 triliun, sedangkan Mitsubishi Rp11,2 triliun, Honda Rp5,2 triliun, dan Suzuki Rp1,2 triliun.
Toyota mengatakan menambah 20 negara tujuan ekspor mobil buatan Indonesia hingga totalnya menjadi 100 negara pada 2024. Honda juga menyatakan investasi itu termasuk memperluas ekspor dari hanya dua negara menjadi 31 negara pada 2024.
(fea)